JAKARTA, DISWAY.ID -- Demo besar-besaran aliansi pengemudi ojek online (ojol) dan mahasiswa terkait aksi solidaritas Affan Kurniawan, jadi sorotan dunia hari ini, Jumat, 29 Agustus 2025.
Dari daratan Eropa, ada media Prancis, France24 yang menulsikan judul: "Setelah Driver Ojol Tewas, Polisi Masih Tebakkan Gas Air Mata ke Pendemo".
Pemberitaan terfokus pada aksi massa yang didominasi ojol di depan Mako Brimob Kwitang, Senen, Jakarta Pusat sejak pagi tadi.
BACA JUGA:Tuntut Keadilan Kematian Affan, Seorang Demonstran Nekat Panjat Tiang dan Rusak CCTV di Gedung DPR
BACA JUGA:IRSE 2025 Sukses Jadi Momentum Transformasi Ritel Indonesia
Bahkan, mereka melaporkan bahwa aksi demonstrasi buntut kematian Affan Kurniawan, meluas ke beberapa kota besar seperti Yogyakarta, Solo, hingga Surabaya.
Beralih ke daratan Asia, tepatnya laporan media berbasis di Qatar, Al Jazeera.
Mereka membuat judul cukup prontal: "Imbas Kematian Driver Ojol, Aksi Protes di Jakarta Indonesia Berlanjut".
Menariknya, Al Jazeera mewawancarai Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid.
BACA JUGA:Beras Premium Langka, Ritel Disebut Masih Trauma Beras Oplosan, Solusinya?
BACA JUGA:Kapolri Listyo Sigit Prabowo Peluk Keluarga Alm. Affan Kurniawan di RSCM: Mohon Maaf ya Pak
Dalam laporan itu Usman tak hanya menyoroti satu kasus kekerasan aparat terhadap sipil yang berprofesi sebagai driver ojek online.
"Kasus pengemudi ojek online ini hanya satu dari banyak kasus polisi yang menggunakan kekuatannya. Sudah terlalu banyak kasus di seluruh Indonesia, termasuk Papua Barat," imbuhnya.
Sementara itu Al Jazeera juga mengutip pernyataan pakar sosial dan politik dari What Is Up, Indonesia? Abigali Limura.
Abigali menyebutkan, kejadian demonstrasi akhir-akhir ini tak lepas dari lemahnya perpolitikan serta buruknya kondisi ekonomi di Indonesia.