Banyak pemain dengan kualitas yang bagus berada di klub-klub Indonesia Super League, yang memberi tantangan bagi pemain diaspora untuk tetap mengasah kemampuan mereka.
Pemain Diaspora yang Berkarir di Indonesia Super League
Sebelum Thom Haye, ada beberapa pemain yang sudah terlebih dahulu bergabung dengan klub-klub Indonesia.
BACA JUGA:Gara-gara Alexander Isak ke Liverpool, Bikin Transfer Nicolas Jackson Terhamat
BACA JUGA:Fermin Lopez Dibanderol Barcelona Rp1,3 Triliun, Chelsea Tunggu Keputusan Sang Pemain
Di antaranya adalah bek veteran timnas, Jordi Amat, yang kini bermain untuk Persija Jakarta.
Selain itu, ada juga dua penyerang muda seperti Rafael Struick yang kini memperkuat Dewa United dan Jens Raven yang bermain untuk Bali United.
Rumor berkembang bahwa Eliano Reijnders juga akan bergabung dengan Persib Bandung, meskipun masih sebatas kabar yang belum pasti.
Namun, yang pasti adalah kedatangan Thom Haye ke Persib Bandung.
Ini menjadi langkah signifikan bagi Indonesia Super League yang semakin menarik perhatian pemain-pemain bertalenta dari luar negeri.
BACA JUGA:Christopher Nkunku Gabung AC Milan, Chelsea Sukses Kantongi Lebih dari 300 Juta Euro
Apakah Liga Indonesia Cukup Berkualitas untuk Pemain Diaspora?
Meskipun kompetisi Indonesia Super League dianggap lebih rendah dibandingkan dengan liga-liga top Eropa, Kusnaeni menilai bahwa yang terpenting bagi pemain diaspora adalah mereka tetap bermain dan menjaga kebugaran.
Di usia 30-an, seperti yang dialami oleh Jordi Amat dan Thom Haye, menjaga stamina dan ketajaman permainan menjadi faktor penting.
"Mereka sudah berpengalaman dan skill mereka sudah teruji, yang penting sekarang adalah menjaga level kebugaran dan kualitas permainan mereka. Liga 1 Indonesia memberi kesempatan itu," tambah Kusnaeni .
Namun, pemain muda seperti Rafael Struick dan Jens Raven mungkin harus memikirkan tantangan yang lebih besar di Eropa untuk mengasah kemampuan mereka.