BACA JUGA:TC Perdana Heboh! Mauro Zijlstra Pamer Skill Depan Gerald Vanenburg, Cyrus Siap Berikan yang Terbaik
Bagi pemain muda, bermain di Eropa mungkin masih lebih ideal karena tantangan yang lebih besar dan level kompetisi yang lebih tinggi.
Bermain untuk timnas Indonesia, menurut Kusnaeni, bukan tanpa pengorbanan.
Pemain-pemain diaspora seperti Thom Haye dan Jordi Amat sering kali harus menempuh perjalanan jauh, dengan durasi yang lama, hanya untuk membela timnas.
Kondisi ini sering kali mempengaruhi performa mereka di klub.
Meskipun begitu, mereka memilih untuk tetap bermain untuk Indonesia meskipun ada risiko cedera atau penurunan performa di klub.
BACA JUGA:Semua Bikin Kaget! Calvin Verdonk Harumkan Timnas dengan Harga Rp55 Miliar: Keputusan Eliano Aneh
"Mereka memilih Indonesia meskipun ada tantangan yang cukup besar. Mereka juga harus menghadapi adaptasi dengan cuaca dan infrastruktur yang berbeda. Namun, yang paling penting adalah mereka ingin terus bermain dan berkontribusi untuk timnas Indonesia," jelas Kusnaeni .
Kebutuhan untuk Pemain Diaspora yang Berkarir di Indonesia
Bermain di Liga Indonesia memberi kesempatan bagi pemain diaspora untuk tetap bersaing, beradaptasi dengan kondisi yang ada, dan yang lebih penting lagi, tetap menjaga potensi mereka untuk timnas.
"Dengan bermain di Indonesia, mereka tidak hanya menjaga performa mereka di level yang cukup kompetitif, tetapi juga membantu timnas dengan pengalaman dan kualitas permainan mereka," kata Kusnaeni.
Di sisi lain, keputusan para pemain muda seperti Rafael Struick dan Jens Raven untuk bermain di Indonesia bukan hanya soal finansial, tetapi juga soal kesempatan bermain secara reguler.
BACA JUGA:Negosiasi Panas Juventus Vs PSG: Transfer Kolo Muani Terkendala Gaji dan Harga
Kadang, kesempatan ini lebih berharga daripada duduk di bangku cadangan di klub-klub Eropa yang lebih besar.