Joget Kebenaran

Selasa 02-09-2025,04:00 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

Ditemukan: ada asing bermain di balik kerusuhan dan bakar-bakar di Indonesia Jumat lalu.

Ditemukan: pola gerakan yang sama di setiap kerusuhan dan pembakaran. Ada komando berbentuk tanda-tanda untuk dimulainya kerusuhan. Tanda-tanda itu berupa kembang api dan mercon.

Ditemukan: telah dikembangkannya ''kebenaran baru'' di medsos. Yakni penggabungan dua kebenaran menjadi satu ''kebenaran baru''.

Benar, ada joget-joget di ruang sidang DPR/MPR. Itu fakta. Benar, tunjangan anggota DPR baru saja dinaikkan --ditambah tunjangan perumahan yang tiga juta kali 26 itu.

Dua kebenaran itu sebenarnya tidak ada hubungannya. Tapi kalau dirangkai dalam satu medsos bisa muncul ''kebenaran baru'': "anggota DPR/MPR joget-joget mensyukuri kenaikan tunjangan".

Lantas diberi sedikit bumbu: di saat rakyat menderita akibat kenaikan pajak-pajak mereka joget-joget menikmati kenaikan gaji yang luar biasa besarnya.

''Kebenaran baru'' itulah yang akhirnya dipercayai masyarakat sebagai kebenaran.

''Kebenaran baru'' itu menggerakkan hati dan emosi di saat keadaan hamil tua.

Anda lebih tahu: heboh kenaikan pajak memang mendahului kerusuhan-pembakaran Jumat lalu. Khususnya Pajak Bumi Bangunan. Di hampir seluruh pemda di Indonesia.

Untuk membiayai pembangunan daerah harus lewat pungutan rakyat. Menderitanya sudah pasti, hasil pembangunannya belum pasti.

Rakyat sudah pasti keluar uang, rakyat belum pasti menikmati hasil pembangunan dari uang itu. Apalagi kalau hasil kenaikan pajak itu hanya habis untuk membiayai kunjungan kerja. Itulah yang bisa diibaratkan kejengkelan rakyat sudah hamil tua.

Begitu tahu ada keadaan hamil tua, seharusnya segera disiapkan dokter kebidanannya: agar kehamilan itu bisa melahirkan bayi secara normal. Kalau pun harus operasi sudah ada dokter yang akan melakukan kelahiran sesar dengan selamat.

Mungkin joget-joget membuat orang kurang peka: apakah ada yang lagi hamil tua di masyarakatnya.

Maka hamil tua kemarin itu akhirnya melahirkan bleeding yang parah di hari Jumat.

''Kebenaran baru'' akan kian menjadi bagian hidup di zaman medsos. Ke depan akan kian seru. Misalnya, siapa saja yang joget-joget di DPR itu. Mereka akan di-profiling satu per satu di medsos. Akan dibuat ''kebenaran baru'' berikutnya.

Padahal apa salahnya joget-joget? Bukankah acara sidangnya sudah selesai? Bukankah yang joget itu jiwanya lebih rileks? Badannya lebih sehat? Apakah yang tidak joget hatinya lebih punya empati pada rakyat yang lagi menderita?

Yang salah adalah kenyataan: ekonomi lagi sulit, pajak lagi naik, dan yang joget itu tunjangannya lagi ditambah-tambah.

Ditemukan: anggota DPR membela diri, kenaikan tunjangan itu dikaitkan dengan penderitaan perjalanannyi yang macet ke arah gedung DPR.

Ditemukan: rakyat menyiasati kemacetan itu dengan cara rela berjejal naik KRL.

Itu juga dua kebenaran. Tanpa perlu digabung menjadi satu ''kebenaran baru'' pun tetap kebenaran.

Dua kebenaran yang dirangkai dengan keculasan terbukti bisa membentuk ''kebenaran baru''. Dua kebenaran yang disandingkan tanpa perangkai pun terbukti tetap bisa menjadi kebenaran.

Ditemukannya tangan asing di kerusuhan Jumat lalu, semoga saja tidak sampai mengabaikan kebenaran yang asli yang dialami mereka yang memilih anggota DPR itu. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 1 September 2025: Tanpa Korlap

Taufik Hidayat

Kembali ke uang nominal 1000 SGD yang ada di brankas Syahrini dan disawer begitu saja saya langsung ingat pernah memiliki yg mirip dan sama harganya… beberapa lembar uang seribu ringgit Brunei atau 1000 BND. Ingat 1 SGD ekuivalen dengan 1 BND dan kita bisa belanjaan di SIn dengan uang BND dan sebaliknya.. waktu itu akhir 1997 ketika 1USD sama dengan sekitar 2600 atau 2500 dan masih di bawah 3000 sementara 1 USD sd 1,64 SGD.. wah uang 1000 BND sangat susah dibelanjakan dan hanya bisa ditukar untuk bayar hotel saja. Saya tidak tahu mengapa Money changer memberikan kami uang 1000 BND tadi.. Peristiwa yang sama juga pernah terjadi di SIn k ketiga saya pernah dapat tiga lembar 1OOO SGD di Money changer di Little India , nah kembali hanya laku untuk bayar hotel.. tentu mirip yah kalau ke Eropa dan bawa uang 500 Euro.. kenapa mau? Yah karena ringkas …. Baru kemudian saya tahu bahwa uang ini memang mudah disimpan … untuk dibawah dan gak usah bikin dompet tebal… Inat dompet tebal adalah ketika ke Iran tahun 2006 tukar uang 300 USD di bandara Iman Khomeini ketika itu 1 USD sd 9000 IRR . Uniknya 1 USD pun sd 9000 IDR ketika itu. Uniknya pecahan paling besar IRR adalah 5000 saja jadi 300 USD itu bikin dompet tidak muat.. (konon sekarang sudah ada lembaran 2 Juta IRR) Tapi sebenarnya saya juga pernah tahu bahwa mata uang paling besar untuk SGD dan BND adalah nominalnya 10 Ribu SGD. Konon khusus mata uang sogokan karena satu lembar kalau skrg nilainya 120 JT lebih?

Denny Herbert

Ahmad Sahroni alias “Roni-Man” mengalami adegan ala Iron Man 3, tapi bukan di Malibu—di Tanjung Priok. Rumahnya digeruduk warga, koleksi statue Iron Man dan Spider-Man seharga ratusan juta pun hancur lebur. Dulu ia bilang, “Sombong harus berguna buat orang lain, kayak Tony Stark.” Sayangnya, kali ini bukan rudal musuh, tapi amarah rakyat yang meruntuhkan “armor” itu. Pesannya jelas: sekuat apa pun teknologi, semewah apa pun koleksi, kalau lupa koneksi ke hati rakyat, pelindung itu bisa rontok dalam sekejap. Kadang, kita semua butuh arc reactor baru—bukan di dada, tapi di nurani.

heru santoso

Note 16 (catatan perjalanan) . . . . Pesawatku mendarat di Bandara Xiaoshan, Hangzhou (HGH), tepat waktu. Cuaca bersahabat—langit cukup bersih, dan dari jendela pesawat, siluet gedung-gedung modern terlihat. Imigrasi, prosesnya lancar jaya. Cepat, efisien, tanpa banyak basa-basi. Hanya suara tok dari stempel paspor, tanpa sepatah kata dari petugas. Mungkin karena visa S2-ku (family reunion). Atau mungkin… memang China sedang membuka tirai bambunya, dan menggelar karpet merah bagi tamu-tamunya dari luar. Begitu keluar dari area kedatangan, aku langsung melihat anakku menunggu. Tidak sulit mencarinya—tidak ada kerumunan penjemput berdesakan seperti di bandara-bandara lain, apalagi seperti di Saigon yang terakhir aku kunjungi. Semuanya terasa lebih teratur, lebih tenang. Bandara Xiaoshan ini letaknya agak jauh dari pusat kota, tapi tak perlu khawatir. Moda transportasi publik lengkap dan tertata. Kami pilih yang praktis: pesan Didi, layanan ride-hailing andalan di Tiongkok. Ada terminal khusus untuk penjemputan Didi—enam jalur mobil dan ruang tunggu sederhana. Suasana sibuk tapi tertib. Yang menarik: semua mobil yang datang-pergi tanpa suara: mobil listrik. Di sini, adopsi kendaraan listrik bukan wacana. Mobil yang kami pesan datang. Kami masuk, dan perjalanan pun dimulai… dalam keheningan yang nyaman. Tanpa deru mesin. Hanya pemandangan kota modern yang lewat perlahan di jendela, seperti halaman-halaman buku yang siap untuk dibaca. Bukan dijarah oleh kemarahan.

Herry Isnurdono

Abah DI mungkin sudah terlalu tua , 74 th. Tidak mungkin ikut demo. Siapa yg demo ya anak2 muda, ABG dll. Di kota Solo, Jawa Tengah yg tertangkap melakukan kerusuhan oleh Polresta Solo, 96 % berasal dari luar kota Solo, adalah anak muda, ABG. Kebetulan di Jakarta korban dilindas Baracuda, adalah anak muda OJOL. Kita tahu ojol ini ada jutaan di seluruh Indonesia. Sosmed salah satu cara media penyebaran digital yg cepat sasaran. Ada Tiktok, IG, X (Twitter) dan FB. Otak dari demo dan kerusuhan pasti ada. Said Didu saat kerusuhan sudah di Singapura. Olah raga di Taman Botani. Dia bukan otaknya. Tapi selama ini selalu tampil dibarisan oposan. Isi twitternya banyak hoax dan provokasi. Penyerbu rumah SMI, anak2 muda, ABG dari Pamulang, Tangerang dan Depok. Tetangga SMI ada yg sempat bertanya dari mana berasal. Di sosmed sudah ditunjukkan lokasi rumah2 yg diincar. Presiden PS sudah mengeluarkan perintah kpd Panglima TNI & Kapolri utk menindak tegas terhadap pelaku anarkhis. Kapolri perintahkan tembak pakai peluru karet utk pendemo yg masuk asrama Polri. Minggu tgl. 31.8.2025, Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya sudah melakukan patroli bersama di Jakarta. Bagi yg pengin kerusuhan terus, ataupun para dalang2 kekacauan, berarti ada tujuan agar PS melakukan darurat militer, keluarkan Dekrit Presiden. Seperti negara Thailand atau Myanmar. Militer sudah ditangan PS. Harusnya mereka berpikir ulang. Oposan dan intelektual Sipil sudah mengkhawatirkan. Mau balik ke Orba lagi ?

MZ ARIFIN UMAR ZAIN

Anggota2 DPR ada yg merasa sudah membeli suara rakyat dg politik uang?

Sadewa 19

Sudah saatnya DPR punya standard moral yang baik. Standar ini bisa dimulai dari partai yang mengusungnya. Kantor saya dulu, salah satu perusahaan asing. Untuk merekrut karyawan ada istilah background checking. Mereka menyewa vendor tertentu, untuk mengecek perilaku sang calon karyawan. Pengecekan bahkan sampai tingkat RT. Jaman itu sedang marak kasus terorisme. Bahkan sosial media sang calon karyawan pun tak luput dari pengecekan. Jangan sampai salah merekrut teroris ke perusahaan. Tidak hanya isu teroris, isu perselingkuhan jg turut diselidiki. Jika ada calon karyawan yang "terindikasi selingkuh" atau ada negatif behavior dapat dipastikan tidak akan lolos. Perusahaan benar benar ingin melindungi karyawan yg didalam agar tidak terkontaminasi hal hal buruk dari luar. Model backround checking ini sudah selayaknya diterapkan di DPR. Anggota dewan yang terhormat, seharusnya terhormat pula martabat dan perilakunya. Terhormat untuk tidak menantang rakyat yg memilihnya. Untuk tidak joget joget dan flexing disaat rakyatnya struggling. Terhormat untuk punya rasa empati saat sebagian anak negeri kesulitan mencari sesuap nasi. Dengan penyaringan ketat rekrutment anggota dewan, diharapkan hal yg terjadi seperti kmrn tidak terulang. Anggota dewan menjadi teladan bagi konstituen nya dan layak disapa Anggota Dewan yang Terhormat.

Hanifa haafa

Saya yakin setelah kejadian ini, Presiden dan pejabat2 lain yang sebelumnya suka joget kedepan tidak akan berani joget lagi

Udin Salemo

gabut karena kawan ngaduk semen hanya beberapa orang yang masuk kerja. iseng-iseng lihat lepi teman sebelah. ndese lagi melihat running text dari bei. sambil mempelototi layar lepi ndese ngomel-ngomel. menyalahkan demo yang bikin bursa merah. ihsg yang minggu lalu sempat menyentuh 8.000 sekarang meroket turun ke 7.680. saham goto yang minggu lalu masih diharga 65 sekarang turun ke 56. dia lemes. duitnya tertanam disitu. dulu ndese pernah bilang kalau gak cuan gede nyungsep sekalian. eh, beneran nyungsep. jadi ingat kata seorang pedagang saham yang sudah lebih dari 20 tahun di pasar modal, dagang saham itu ada ilmunya. butuh kesabaran dalam waktu lama. gak bisa ujug-ujug, lalu sim salabim jadi kaya.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

ERWINNA, JUARA DEBAT YANG MEMBUAT SAHRONI MATI KUTU.. Erwinna, lulusan HI UGM dan juara debat internasional yang kini bekerja di lembaga kebijakan publik di Eropa, mendadak viral setelah videonya menyudutkan Ahmad Sahroni beredar luas. Dengan logika tajam, data akurat, dan gaya tenang, Erwinna membuat Sahroni tak berkutik. Blunder Sahroni soal tunjangan DPR dan responsnya pasca demo besar akhir Agustus menjadi pemicu kemarahan publik. Erwinna memanfaatkan momentum itu untuk membedah sikap arogan para politisi, menyoroti jurang antara kebijakan DPR dan kebutuhan rakyat. Yang mengejutkan, Erwinna berjanji “akan menguliti satu per satu politisi yang tidak berjalan lurus”. Semoga dampaknya baik dan signifikan. Berharap para politisi akan lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan, kebijakan, bahkan dalam memamerkan kekayaan. Fenomena Erwinna menjadi sinyal kuat bahwa generasi muda kritis telah mengambil peran sebagai pengawas publik. Era di mana politisi bebas bicara tanpa konsekuensi sudah berakhir. Pertarungan narasi antara Erwinna dan para politisi bisa menjadi titik balik: DPR makin berbenah, pejabat makin berhati-hati. ### Saya yakin yang seperti Erwinna juga akan makin banyak.. Dan semoga itu baik bagi negeri..

Riki Gana S

Hati-hati. Saat ini para perusuh sedang dicari dan menjadi target operasi (sesuai instruksi presiden). Kita sebagai PERUSUH yang asli sebaiknya tiarap. Khawatir menjadi target sasaran! Hehehe ... Tabik! Riki Gana S

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

DEMO TANPA KORLAP, TAPI DENGAN MOMENTUM.. Pak Dahlan menulis bahwa undangan demo kini beredar lewat medsos, tanpa identitas jelas siapa penggeraknya. Seruan dikirim, dibaca, lalu langsung ditelan begitu saja. Banyak orang tidak mengecek sumbernya — mereka hanya merasa “cocok” dengan isi seruan, lalu tergerak ikut berkumpul di titik yang ditentukan dan bergerak bersama menuju sasaran. Namun, pola ini tidak akan efektif jika tema demo tidak relevan dengan kondisi publik. Seruan aksi akan diabaikan bila tidak menyentuh emosi dan kepentingan masyarakat. Gelombang demo besar 28–30 Agustus membuktikan hal itu. Seruan yang tersebar tanpa nama penggerak tetap berhasil memicu massa karena tema dan momennya tepat: Kemarahan publik sudah mendidih akibat kenaikan tunjangan DPR, kesan arogansi pejabat, dan ketidakpekaan pemerintah terhadap kesulitan rakyat. Artinya, medsos hanyalah kendaraan, sedangkan bahan bakarnya adalah amarah publik. Tanpa tema yang kuat dan momentum yang pas, seruan demo hanyalah tulisan lewat di linimasa. Tapi ketika luka rakyat sudah diubun-ubun, satu seruan kecil saja cukup memantik ledakan besar. ### (Semoga intel negara berfungsi dengan baik. Jika terjadi kondisi semacam itu, negara langsung memperbaiki. Sebelum ada demo)..

istianatul muflihah

Bang Rudi ternyata hobi stalking. Aku baru tahu. “Kalau Andina, yang suka ke sini ngerjain PR fisika waktu SMA itu?” Tante Diana sepertinya mencatat setiap nama teman Bang Rudi. “Besok ini akikah anak keduanya, Rudi dapat undangan bareng temen-temen yang lain yang dulu sering main bareng.” Tante Diana menutup mulut. Aku makan bakwan untuk ketiga kalinya. “Menikah, kan bukan lomba Ma. Aku yakin akan menikah dengan orang yang tepat. Dengan yang baik. Yang juga akan menyayangi mama dengan baik.” Kali ini aku yang menganga. Kukira Bang Rudi tidak bijak bijak amat. Ternyata dia banyak membaca buku motivasi dengan kata-kata yang cocok jadi caption sosial media. Tante Diana menghela napas lagi. “Abis makan mau ke mana, Rud? Bisa nemenin mama belanja buat pengajian besok?” “Maaf ma belum bisa. Mau takziah ke rumah Rona, temen kuliah Rudi yang kemarin meninggal karena kecelakaan waktu pulang kerja.” Aku tersedak bakwan.

istianatul muflihah

Rudi Kapan Nikah sebuah cerita fiksi mini @istianatul.muflihah “Usiamu sudah tiga puluh tiga segeralah menikah, Rud.” Tante Diana menutup makan malam dengan kalimat ini. Tepat sehari setelah Bang Rudi ulang tahun. Aku memilih diam sambil memandang Bang Rudi. Kakak sepupuku. Aku terus mengunyah bakwan seolah tidak mendengar apa-apa. Sementara wajah Bang Rudi mirip ekspresi mengunyah kapsul diapet lima biji sekaligus. Secara umum Bang Rudi tidak jelek. Meski tidak pernah menang lomba Duta Wisata. Kalau ke Duta Minang Rumah Makan, Bang Rudi sudah sering. Tapi entah sebab apa, Bang Rudi tidak pernah punya pacar. Apakah cintanya selalu bertepuk sebelah tangan? Misteri. Dugaanku dia mengalami semacam krisis kepercayaan pada perempuan. Selama ini aku mengenal abang sepupuku itu sebagai laki laki pendiam yang tidak banyak bicara. Wajahnya lugu seperti kertas HVS baru keluar dari percetakan. Tutur katanya lembut. Ibarat bakpao yang baru diangkat dari kukusan. Tidak pernah misuh. Bicara apa adanya. Definisi manusia yang lupa cara berbuat jahat. Dalam perhitunganku, sungguh anomali, jika dia tidak punya kekasih. “Nanti kalau sudah bertemu yang pas, Rudi akan menikah ma..” Jawaban Bang Rudi seperti ini sudah ku dengar 376 kali. “Rina, teman kuliahmu itu ke mana ?” tante Diana masih mengejar. “Sudah menikah, Ma. Bulan kemarin.” “Ooh, kalau Nirmala yang teman SMA mu itu?” “Kuliah di Inggris, Ma. Ambil master di UCL. Global Health.”

Riki Gana S

Rasanya aksi (demonstrasi) tanpa korlap itu agak muskil. Dalam manajemen aksi, sebelum rencana aksi dideploy secara detail, terlebih dahulu ditentukan siapa korlapnya. Karena dia yang akan bertanggung jawab penuh terhadap jalannya aksi. Aksi demonstrasi itu tidak mungkin sporadis. Pasti by design. Bahkan di era medsos seperti saat ini. Tidak mungkin aksi hanya sekadar ikut-ikutan. Bahkan masa yang seolah ikut-ikutan itupun, sebetulnya by design (sengaja dibangkitkan sense-nya untuk ikut serta, tapi seolah2 tidak disuruh). Bahkan selebaran yang disebar dimedsos pun pastinya by design (asas manfaat agar efek melambung dan alamiah). Bahkan, penjarahan yang dilakukan pun pasti ada yang mengkoordinirnya. Sebagai mantan aktifis/tukang demo (waktu mahasiswa), hehehe.. saya meyakini 1000 persen, bahwa aksi yang terjadi di minggu2 ini sudah by design --sudah diolah dari jauh-jauh hari; sudah disusun strataknya (Plan A, B, C sampe Z nya sudah dibuat dan matang). Orang kadang salah kaprah, korlap diasosiasikan dengan 'man behind the gun'. Padahal (dalam manajemen aksi), korlap (koordinator lapangan) itu sebetulnya hanya orang yang mengepalai (pemimpin) sebuah aksi dilapangan agar aksi sesuai dengan tujuan. Korlap membawahi tim kastrat (kajian strategis), tim penyisir, tim media, keamanan, dll. Orang yang ditunjuk menjadi korlap tentulah orang yang mumpuni. Karena dia sebagai center dari pergerakan. Demikian. Tabik! Riki Gana S

Deja Vu

Buruk muka cermin dibelah Standar seksi suatu negara dilihat dari cermin toiletnya Bilamana ada kritik, demonstasi sampai amuk massa Sejauh mana respon penguasa Apabila legawa merubah regulasi Bertanggungjawab mengundurkan diri Memgambil kebijakan pembangkit Tentu kondisi negara cepat berbenah bahkan makin seksi menarik minat investor, pelajar, mahasiswa, imigran maupun tenaga kerja asing Namun bila penguasa sibuk denial, melemparkan handuk, mencari kambing hitam, bahkan memberangus suara vokal Maka cermin toilet tersebut akan kusam Orang malas berinvestasi, rakyat berhamburan melarikan diri, tersisa pertumpahan darah dan perang saudara berkepanjangan. Kinerja negara mendukung investasi tentu dimulai dengan memuliakan derajat rakyatnya Bukan melemparkan tanggungjawab supaya rakyat saling jaga, saling mengawasi, saling membungkam. Jelaslah fungsi aparat sudah tidak berjalan Bila negara tidaklagi autopilot Lebih buruk lagi, makin kencang berlayar menuju gunung es dibawah air. Kandas sudah pasti, penumpang siapkan sekoci. Karena bila kapal karam, kemampuan berenang atau survival anda sudah terlambat. YNTKTS

yea aina

Seruan demo kemarahan, di "amplifikasi" akun-akun medsos anonymous. Anehnya, setelah massa tersulut, mereka lenyap dari dunia maya. Kejanggalan lainnya, APH yang sewajarnya hanya "mengamankan" jalannya demo, malah berusaha "membubarkan"nya. Represif berbalut kekerasan yang sengaja dipertontonkan. Rasanya huru-hara kemarin itu, ada pihak yang merancang sangat rapi. Keonaran bisa mereda setelah tentara ikut terjun ke lapangan. Happy ending. Tapi tujuan terbentuknya darurat militer gagal terwujud. Tapi kesempatan dalam sentimen negatif pejabat publik yang distigma "perampok" uang negara, tetap "diambil" massa. Pun hanya pengadilan jalanan yang menjatuhkan vonis itu.

Juve Zhang

Tak ada aasing aseeng apapun dari luar yg mau goyah kita....ini panggung kita goyah sendiri....panggung kita dari bambu yg naik 280 juta...jelas goyah kiri goyang kanan....tak ada korlap...tak ada pemimpin demo....mereka menjerit hidup susah....sedangkan koordinator suara di gedung Kura pesta joget naik gaji naik tunjangan Gedenya bikin rakyat serasa jadi fakir miskin.... akhirnya panggung goyang kanan....goyang kiri..... asing gak minat urus 280 juta manusia ....makan beras nya lahap.karena kerja keras ...jepang pun kesulitan beras .....apapalagi 280 juta...tak ada niat makar...tak ada terostme....yg ada panggung pertunjukan oleh anggota dewan membuat rakyat bersatu padu apapun aliran nya baru kali ini suara rakyat satu padu.....tidak memandang warna aliran....rakyat sudah lama menderita....makan tahu tempe seka

Tags :
Kategori :

Terkait