Maghreb Sumud Flotilla, inisiatif dari Afrika Utara.
Sumud Nusantara, konvoi masyarakat sipil dari Malaysia dan delapan negara lain yang mewakili solidaritas negara-negara Global South.
Tokoh-tokoh dunia pun terlibat, termasuk aktivis lingkungan Greta Thunberg, aktivis HAM Yasemin Acar, hingga ilmuwan dan akademisi dari berbagai negara.
Sejak 2007, Israel menguasai wilayah udara dan perairan Gaza, membuat akses masuk bantuan melalui darat dan udara hampir mustahil.
Jalur laut menjadi satu-satunya cara bagi kelompok sipil untuk secara langsung mengirim bantuan dan sekaligus menantang blokade yang dinilai ilegal oleh hukum internasional.
Menurut rencana, perjalanan armada ini menempuh jarak sekitar 3.000 km atau setara tujuh hingga delapan hari pelayaran menuju Gaza.
Sejumlah misi flotilla telah dilakukan sejak 2008. Beberapa berhasil menembus blokade, tetapi banyak juga yang dihadang militer Israel.
BACA JUGA:Ibu Negara Turki Kirim Surat ke Melania Trump, Perjuangkan Hak Anak-anak Gaza
Insiden paling berdarah terjadi pada 2010 ketika pasukan komando Israel menyerbu kapal Mavi Marmara, menewaskan 10 aktivis internasional.
Pada 2025 ini, beberapa kapal flotilla lain juga mengalami serangan, termasuk Conscience yang dihantam drone di perairan Malta, serta Madleen dan Handala yang dicegat secara ilegal di perairan internasional.
Meski risiko tinggi membayangi, para peserta Global Sumud Flotilla menegaskan tekadnya: bantuan harus sampai dan blokade Gaza harus diakhiri.