Peran Dirtek disebut sangat penting bukan hanya untuk timnas senior, tetapi untuk membangun fondasi kuat mulai dari akar rumput.
Termasuk di dalamnya seperti pembinaan usia dini, kurikulum pelatihan, kualitas pelatih lokal, perubahan mindset pemain dan pelatih serta meningkatkan football IQ.
Zwiers, dalam posisi Dirtek, harus menciptakan grand design yang bisa menjadi acuan jangka panjang, bahkan jika pelatih-pelatih asal Belanda nantinya pergi.
Namun, Justin khawatir akan konsistensi program ini jika terjadi pergantian kepemimpinan di PSSI.
“Ketua Baru, Kebijakan Baru. Itu yang Gue Takutin," ujarnya.
Salah satu kekhawatiran utama Coach Justin adalah kemungkinan perubahan kebijakan ketika terjadi pergantian ketua umum PSSI.
BACA JUGA:Lamine Yamal Ungkap Fermin Lopez Tolak Tawaran Chelsea: Dia Cuma Bahagia di Barcelona
Menurutnya, pola lama di sepak bola Indonesia adalah setiap kali ada ketua baru, maka program-program sebelumnya cenderung diganti.
"Lu semua lebih lama kenal sepak bola Indonesia daripada gue. Dan gua tanya: saat ketua baru datang, kebijakan lama dilanjutkan atau diganti? Biasanya, diganti,"tambahnya.
Ia berharap sistem yang sudah dibangun oleh Erick Thohir tidak dibongkar begitu saja, dan ada kontinuitas meski terjadi pergantian pucuk pimpinan.
Namun, ia realistis bahwa tanpa pendanaan kuat dan komitmen jangka panjang, sistem yang ditanam saat ini bisa mandek di tengah jalan.
"Kalau PSSI gak punya dana, ya sudah, fokus aja ke AFF. Tapi kalau mimpi Piala Dunia, lu harus siapin semuanya, termasuk finansial."
BACA JUGA:Serukan Perdamaian, PSSI Ajak Masyarakat Satukan Hati Lewat Sepak Bola