“Seblak sendiri sebenarnya tidak masalah, yang menjadi masalah adalah cara pengolahan dan jumlah yang dikonsumsi,” jelas Dr. Rina saat dihubungi oleh tim redaksi Disway.id, Minggu 7 September 2025.
Ia memaparkan beberapa poin penting terkait seblak:
BACA JUGA:Dokter Ingatkan Pentingnya Asupan Cairan saat Ikut Marathon di Le Minerale Running Squad JRF 2025
BACA JUGA:LKC Dompet Dhuafa Dorong Budaya Menyusui dalam Bingkai Kearifan Nusantara
1. Kandungan Pedas: Cabai mengandung zat kapsaisin yang memang bisa mengiritasi mukosa lambung, terutama bagi mereka yang sensitif atau memiliki riwayat penyakit maag.
2. Proses Pengolahan: Kerupuk yang digoreng atau direbus tidak sempurna bisa menyebabkan gangguan pencernaan.
Selain itu, penggunaan minyak bekas atau jenuh bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka panjang.
3. Kandungan Natrium: Bumbu-bumbu yang digunakan, seperti kaldu bubuk dan bumbu instan, memiliki kandungan natrium (garam) yang sangat tinggi.
“Konsumsi natrium berlebihan bisa memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi, bukan hanya masalah lambung,” tegas Dr. Rina.
BACA JUGA:Dokter Piprim Dimutasi ke RS Fatmawati, Staf RSCM Resah Antrean Pasien Jantung Anak Menumpuk!
4. Kandungan Gizi Minim
Seblak umumnya didominasi oleh karbohidrat dan lemak, sementara serat, protein, dan vitaminnya sangat minim.
Jika dikonsumsi sebagai makanan utama, ini bisa menyebabkan kekurangan gizi.
Kunci Utama: Jangan Berlebihan dan Perhatikan Kebersihan
Dr. Rina menyarankan agar masyarakat tidak langsung menganggap seblak sebagai makanan berbahaya, melainkan sebagai makanan yang perlu dikonsumsi dengan bijak.