Sementara itu, perwakilan dari BRIN menekankan pentingnya smart charging untuk mengatasi lonjakan beban listrik akibat peningkatan EV.
Ia juga menyoroti penggunaan protokol OCPP (Open Charge Point Protocol) dan OSCP (Open Smart Charging Protocol) untuk mengintegrasikan infrastruktur charging dengan jaringan listrik yang lebih luas, sehingga bisa menjangkau lebih banyak sektor.
BACA JUGA:Cek Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Sabtu 20 September 2025, Awas Bakal Turun Hujan!
Dalam sejumlah forum di rangkaian IEE Series 2025, berulang kali disampaikan bahwa tantangan terbesar transisi industri pertambangan ke energi terbarukan terletak pada sumber daya listrik atau infrastruktur pemberi daya.
Menanggapi tantangan tersebut, pameran Electric & Power Indonesia menghadirkan opsi solusi smart grid, seperti yang ditawarkan salah satu peserta pameran, Swadaya Surya, yang menawarkan penyediaan listrik jarak jauh dengan integrasi PLTS antar pos (teknologi PLTS komunal), dilengkapi dengan digitalisasi jaringan (EMS & SCADA) sehingga memungkinkan pantauan real-time tanpa operator untuk meningkatkan efisiensi proses.
Percepatan transisi energi terbarukan sangat bergantung pada infrastruktur dan ketersediaan infrastruktur daya. Salah satu peserta lain, yaitu B&D Transformer, menawarkan solusi electric vehicle charging station yang mudah proses instalasinya dan pengoperasiannya.
Dengan banyak pilihan tipe produk yang sudah digunakan di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) resmi PLN.
BACA JUGA:Wow! Tramadol Lebih Laku dari Gorengan, Pemuda Aceh Keok Ditangkap Polisi Tangerang
BACA JUGA:Pantang Mundur! Kejagung Telusuri Dugaan Aliran Dana ke Nadiem Makarim dalam Korupsi Chromebook
Percepatan infrastruktur sumber daya listrik pun tidak hanya bisa dilakukan melalui perluasan stasiun pengisian daya, namun juga bisa melalui sumber daya listrik alternatif.
Salah satu peserta pameran Electric & Power Indonesia, Kaltimex, menawarkan produk MWM gas-genset, dimana genset ini dapat beroperasi menggunakan berbagai jenis gas, termasuk biogas dan gas dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Dengan memanfaatkan gas limbah, genset ini tidak hanya mengubah sampah menjadi sumber energi, tetapi juga secara efektif mengurangi emisi metana yang berbahaya bagi lingkungan.
Genset ini juga dirancang untuk efisiensi tinggi, terbukti dari konsumsi gas dan biaya operasionalnya yang lebih rendah, serta jam kerja yang lebih panjang sebelum perawatan.