JAKARTA, DISWAY.ID – Program penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) periode Juli–Desember 2025 dipastikan berjalan dengan sistem yang lebih presisi.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) meluncurkan aplikasi Klik SPHP sebagai instrumen digitalisasi untuk memastikan distribusi beras tepat sasaran.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan, langkah ini diambil guna mencegah praktik tak wajar, meningkatkan pelacakan, sekaligus menindaklanjuti rekomendasi perbaikan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
BACA JUGA:Beras SPHP Bakal Dijual di Ritel Modern, Target 800 Ribu Ton Hingga Akhir 2025
“Kalau Klik SPHP, itu supaya trace-nya ada. Jadi beras SPHP yang keluar bisa langsung tercatat secara digital. Tinggal Bulog menyederhanakan prosesnya di lapangan jika ada mitra pengecer yang kesulitan mengaksesnya,” ujar Arief di Jakarta, Selasa (23/9/2025).
Meski demikian, Arief menekankan penyederhanaan tidak berarti meninggalkan sistem digital.
“Kalau perlu, bisa diberikan blangko kosong untuk diisi mitra pengecer, lalu hasilnya tetap diinput ke sistem. Jadi tetap ada rekam data digitalnya,” tambahnya.
Realisasi Penjualan SPHP
Hingga 21 September 2025, realisasi penjualan beras SPHP tercatat mencapai 401,7 ribu ton atau sekitar 26,79 persen dari target tahunan 1,5 juta ton.
Artinya, masih tersisa sekitar 1,098 juta ton beras SPHP yang harus disalurkan.
BACA JUGA:Resmi! Bansos Beras 10 Kg Dilanjutkan, Pemerintah Gelontorkan Rp7 Triliun
Dari sisi mitra, penyaluran SPHP periode Juli–Desember didominasi oleh pengecer pasar rakyat dengan 5.550 unit.
Disusul oleh Rumah Pangan Kita (RPK) sebanyak 3.077 unit. Namun secara volume, Gerakan Pangan Murah (GPM) mencatat distribusi tertinggi meski hanya lewat 1.631 unit.
Anggaran Tambahan Bantuan Pangan
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan adanya tambahan komoditas bantuan pangan pada Oktober–November 2025.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyiapkan anggaran untuk menunjang program tersebut.
Selain 10 kilogram beras untuk dua bulan, pemerintah juga menyalurkan tambahan 2 liter minyak goreng MinyaKita untuk 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).