Tagar #DPRUnfaedah sempat naik di X (dulu Twitter), berisi komentar-komentar pedas terhadap wakil rakyat yang dianggap tak pantas duduk di kursi legislatif.
"DePeeR unfaedah buat rakyat, mereka sekumpulan maling bertopeng politisi kerakyatan," tulis akun @rakyatmuak.
"Memalukan sih ini. Gaji dan fasilitas dikejar, tapi otaknya ditinggal di rumah," kata netizen lainnya.
BACA JUGA:Dukung Palestina, DPR Bangga Atas Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB ke-80
Akun @Abu_Waras, yang dikenal sering menyindir fenomena politik Asia Tenggara, juga mengomentari dengan sinis:
"Dikritik rakyat sendiri masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Sekarang rakyat negara lain ikut mengkritik. Semoga urat malu belum putus."
Salah satu sorotan publik yang kini kembali mencuat adalah ketiadaan syarat minimal pendidikan formal untuk menjadi anggota DPR RI.
Banyak yang mempertanyakan mengapa rakyat harus mengejar gelar tinggi untuk bekerja keras dengan gaji pas-pasan, sementara anggota dewan bisa duduk di Senayan tanpa kejelasan kualitas intelektual.
BACA JUGA:DPRD DKI Usul Pramono Terbitkan Kartu Pangan Murah untuk Cegah Pungli
Belum ada klarifikasi resmi terkait sumber video tersebut, namun dampaknya jelas terasa di ruang publik. Banyak pihak menganggap video itu memang terlalu menyakitkan—karena terlalu jujur.
Apakah ini hanya sindiran biasa? Atau sebenarnya sebuah cermin besar yang memantulkan wajah asli politik Indonesia saat ini?
Yang pasti, rakyat mulai bersuara. Dan suara itu, kali ini, tak cuma datang dari dalam negeri.