FA Malaysia tidak membuka dokumen naturalisasi ke publik dan menyebut bahwa tujuh pemain sudah mendapatkan persetujuan dari FIFA.
Avineshwaran Taharumalengam juga mengerahkan kritik ke pemerintah Malaysia yang cenderung menutup-nutupi masalah ini.
Lebih parahnya lagi, Tunku Ismail Sultan Ibrahim membocorkan bahwa proses naturalisasi tidak menggunakan akta kelahiran asli sesuai proses naturalisasi seperti biasa.
Jelas sanksi FIFA tak hanya berdampak kepada FAM dan Timnas Malaysia, tapi juga klub yang dimiliki Tunku Ismail Sultan Ibrahim yaitu Johor Darul Tazim.
JDT bisa saja bakal menerima sanksi lebih serius di berbagai kompetisi yang mereka ikuti.
Avineshwaran Taharumalengam menyebut bahwa sanksi FIFA soal pemalsuan dokumen dari FAM ini jadi skandal paling memalukan dalam sejarah sepak bola Malaysia.
"Ini bukan sekadar kemunduran biasa. Ini adalah krisis kredibilitas yang serius. Jika temuan ini terbukti, ini akan menandai salah satu momen tergelap dalam sepak bola Malaysia bahkan melampaui skandal pengaturan pertandingan tahun 1990-an," jelas Avineshwaran Taharumalengam.