Gegar! Pentagon Suntik Pabrik Senjata Raytheon Rp78 Triliun, AS Minta Produksi Masif Rudal Coyote

Rabu 01-10-2025,14:36 WIB
Reporter : Dimas Chandra Permana
Editor : Dimas Chandra Permana

WASHINGTON, DISWAY.ID -- Departemen Pertahanan AS (Pentagon) baru-baru ini mengguncang industri pertahanan dengan kesepakatan kontrak senilai $5 miliar (sekitar Rp78 triliun) kepada raksasa produsen senjata, Raytheon.

Berdasarkan pengumuman resmi yang dirilis Senin lalu, dana masif ini dialokasikan untuk memproduksi sistem rudal canggih, Coyote.

Kontrak ini bukan sekadar transaksi biasa; ini mencerminkan pergeseran fokus mendasar dalam strategi pertahanan AS.

BACA JUGA:Pemerintahan AS Resmi Shutdown Hari Ini, Pegawai Terancam Tak Dapat Gaji, Layanan Publik Terganggu

Di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, anggaran Pentagon mengalami perluasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan penekanan kuat pada keamanan dalam negeri (homeland security)

Detail Anggaran dan Kecanggihan Sistem Coyote

Pendanaan yang akan berjalan hingga tahun 2033 ini mencakup produksi peluncur, drone, dan sistem radar.

Inti dari sistem ini adalah Coyote, sebuah drone kecil sekali pakai (expendable drone) yang mampu terbang secara otonom atau terprogram selama kurang lebih satu jam.

BACA JUGA:Alarm Moskow: Lavrov Peringatkan AS, Ukraina Tak Layak Diberi Rudal Tomahawk!

Sistem Coyote memiliki beberapa varian peran, termasuk:

  1. Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian (ISR).
  2. Misi Kontra-UAV (melawan drone musuh) dengan hulu ledak jarak dekat (proximity warheads).
  3. Peperangan Elektronik (EW).

Militer AS telah menguji drone ini untuk berbagai peran, mulai dari pengawasan, serangan, hingga intersepsi, menjadikannya aset krusial dalam perang drone modern.

Perintah Eksekutif Trump dan Strategi Anti-Drone

Kontrak fantastis ini sejalan dengan upaya pemerintahan Trump untuk memacu teknologi drone.

Pada Juni, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang menginstruksikan berbagai lembaga federal untuk mempercepat pengujian dan produksi teknologi drone AS. 

Langkah ini didorong oleh studi mendalam AS terhadap penggunaan drone oleh Ukraina di medan perang guna menyempurnakan sistem Amerika.

BACA JUGA:Giliran Presiden Madagaskar Didemo Massa, Gelombang Gen Z Ditembak Gas Air Mata

Bulan lalu, Menteri Pertahanan Pete Hegseth bahkan membentuk satuan tugas antarlembaga baru khusus untuk mengatasi ancaman UAV (kendaraan udara tak berawak).

Kategori :