JAKARTA, DISWAY.ID - Badan Gizi Nasional (BGN) merilis laporan resmi bahwa hingga 22 September 2025 tercatat 4.711 kasus kontaminasi bakteri dalam makanan yang terdistribusi melalui program Menu Bergizi Gratis (MBG).
Temuan ini tersebar di tiga wilayah dengan total sekitar 45 lokasi sejak program dijalankan.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Prabowo Subianto langsung memberikan pernyataan setibanya di Tanah Air usai lawatan luar negeri.
Ia mengakui adanya persoalan di lapangan, namun tetap optimistis masalah ini bisa segera diselesaikan.
BACA JUGA:HYDROPLUS Soccer League: 90 Tim Sepak Bola Putri U-15 dan U-18 Bakal Berlaga di Empat Kota
“Ini program besar, wajar bila ada kekurangan di awal. Tapi saya yakin semua bisa kita benahi dengan baik,” ujar Presiden Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu 27 September 2025.
Dukungan dari Kalangan Masyarakat Sipil
Pernyataan Presiden Prabowo turut diperkuat oleh Abi Rekso, Sekretaris Eksekutif Said Aqil Sirodj Institute.
Menurutnya, MBG bukan sekadar program politik, melainkan bagian dari misi besar untuk masa depan bangsa.
“Program MBG ini adalah misi peradaban Indonesia. Masyarakat sipil justru harus aktif mendukung dan menyukseskannya. Jangan hanya melihat kasus yang muncul, tetapi pahami juga dampak positif yang besar dari program ini,” jelas Abi Rekso.
BACA JUGA:Rayakan Ulang Tahun ke-36, Bisnis Digital Bank Raya Semakin Tangguh dan Tumbuh Sehat
Ia menekankan bahwa MBG merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menjamin hak atas pangan (right to food).
Meski terdapat hampir 5.000 kasus bakteri, angka tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan lebih dari 31 juta penerima manfaat.
Dari total 9.615 Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG) yang beroperasi, persoalan ini hanya sekitar 0,0001%.
Misi Ketahanan Pangan Nasional
Abi Rekso menambahkan, keberhasilan MBG tidak hanya sebatas pemenuhan gizi anak Indonesia, tetapi juga membangun rantai pasok pangan yang kuat, menyediakan makanan berkualitas dengan harga terjangkau, serta memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Kesuksesan MBG kelak bukan hanya soal nutrisi bagi anak-anak, tetapi juga tentang terciptanya sistem pangan berkelanjutan yang menjadi fondasi peradaban Indonesia,” pungkasnya.