Pendekatan ini memastikan bahwa standar produksi makanan selalu terjaga dari hulu hingga hilir.
BACA JUGA:Kadin Dukung MBG, Anindya Bakrie: Kolaborasi Publik-Swasta Jadi Kunci
Maya Miranda Ambarsari, selaku Ketua Pembina YIPB, menilai inisiatif ini bukan hanya soal pemberian makanan, tapi juga tentang membangun ekosistem keberlanjutan yang melibatkan banyak pihak.
“Program ini membuktikan bahwa gotong-royong antara swasta, pemerintah, dan masyarakat bisa menghasilkan model kolaborasi yang efektif. Pemanfaatan teknologi dan ekosistem digital sangat penting untuk memastikan transparansi dan keamanan dalam distribusi makanan,” jelasnya.
Di sisi lain, CEO Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menuturkan bahwa program MBG ini dirancang dengan tiga pilar utama.
Pertama, pemanfaatan teknologi untuk proses yang transparan dan efisien, termasuk sistem distribusi real-time melalui aplikasi Grab.
Kedua, penerapan protokol keamanan, kebersihan, dan gizi berdasarkan rekomendasi ahli serta standar nasional. Ketiga, pemberdayaan UMKM dan kantin sekolah untuk menciptakan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar.
BACA JUGA:Kadin Dukung MBG, Anindya Bakrie: Kolaborasi Publik-Swasta Jadi Kunci
Salah satu inovasi unggulan dari program ini adalah penggunaan Command Center berbasis kecerdasan buatan (AI) yang berfungsi memantau proses penyediaan makanan secara langsung dari dapur hingga sekolah.
Teknologi ini memastikan standar gizi dan kebersihan terpenuhi setiap waktu.
Melalui pendekatan inklusif dan pemanfaatan teknologi, YIPB dan Grab-OVO berharap program MBG Swasta ini dapat menjadi model pelengkap bagi program pemerintah, serta direplikasi di berbagai daerah di Indonesia.
“Tujuan akhirnya sederhana tapi bermakna: agar setiap anak, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus, bisa tumbuh sehat dan bahagia melalui makanan bergizi yang aman,” tutup Maya Miranda Ambarsari.