Kedua pemain ini merupakan andalan di level klub. Dean James bermain reguler untuk Go Ahead Eagles di Eredivisie Belanda, sementara Verdonk menjadi pilihan utama di LOSC Lille yang bersaing di Ligue 1 Prancis.
Kualitas mereka di level Eropa menjadikan keduanya pilar penting dalam skuad asuhan Patrick Kluivert.
Meski sama-sama berposisi sebagai bek kiri, kombinasi Dean James dan Verdonk sudah beberapa kali diuji dan berhasil.
Salah satu contohnya adalah saat Timnas Indonesia menghadapi Lebanon bulan lalu, serta dalam beberapa pertandingan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dalam laga melawan Lebanon, Dean James diplot sebagai gelandang kiri, sementara Calvin Verdonk tetap di posisi aslinya sebagai full-back kiri.
BACA JUGA:AFC Balas Surat Keberatan PSSI, Penunjukan Wasit Tetap Tidak Ada Perubahan
Kombinasi keduanya terbukti efektif saat menyerang, James mampu menusuk ke depan dengan dukungan overlap dari Verdonk.
Sedangkan saat bertahan, Verdonk mendapat bantuan langsung dari James untuk mengamankan sisi kiri pertahanan.
Bahkan, dalam beberapa momen, Verdonk juga dirotasi ke posisi gelandang bertahan, sementara Dean James mengisi sisi kiri sepenuhnya.
Fleksibilitas taktis ini memberikan keuntungan besar bagi Timnas Indonesia, terutama dalam transisi cepat dari bertahan ke menyerang.
Duet Calvin Verdonk dan Dean James bisa jadi formula kunci untuk memperkuat lini tengah sekaligus menjaga lebar permainan.
BACA JUGA:Perjudian Mohamed Salah dan Liverpool Gagal, Danny Murphy Kritik Peran The Pharaoh
BACA JUGA:Protes PSSI Tak Didengar FIFA dan AFC, Wasit Kuwait Tetap Pimpin Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi
Kecepatan dan ketahanan fisik keduanya memungkinkan Garuda bermain lebih dinamis, efisien, dan adaptif menghadapi lawan-lawan kuat.
Hal ini menjadi sangat krusial menjelang dua laga berat di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, melawan Arab Saudi dan Irak.