JAKARTA, DISWAY.ID -- Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa berencana menyuntikan saldo anggaran lebih (SAL) ke bank pembangunan daerah salah satunya Bank Jakarta.
Bank Jakarta pun menyambut baik rencana dari Menkeu pengganti Sri Mulyani tersebut.
Dirut Bank Jakarta, Agus Haryoto Widodo mengatakan, suntikan dana dari pemerintah pusat itu bakal disalurkan untuk pembiayaan ke sektor produktif seperti UMKM, perdagangan, industri, dan sektor jasa yang berkontribusi langsung terhadap ekonomi daerah.
BACA JUGA:Bupati Bogor Tinjau Klinik Utama Parung, Pastikan Pelayanan Kesehatan Berjalan Optimal
BACA JUGA:Warga Jakarta Alami Gangguan Kesehatan Mental? JakCare Buka Konseling Gratis 24 Jam
"Fokus kami adalah memastikan bahwa setiap penyaluran kredit memiliki dampak nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi Jakarta," kata Agus dalam keterangannya yang diterima Disway.id pada Rabu, 8 Oktober 2025
Agus menegaskan, rencana penempatan dana tersebut bukanlah bentuk permohonan tambahan likuiditas dari Bank Jakarta.
Saat ini posisi likuiditas Bank Jakarta berada pada level yang sehat, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang terjaga.
Agus memandang, langkah tersebut sebagai bentuk kepercayaan dan dukungan strategis pemerintah terhadap peran Bank Jakarta dalam menjaga stabilitas sistem keuangan daerah serta mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.
"Bank Jakarta siap melaksanakan amanah tersebut secara profesional dan prudent, dengan tetap mematuhi seluruh ketentuan regulator dan menerapkan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance)" ujarnya.
BACA JUGA:Cek Informasi Cuaca Jakarta Hari Rabu, 8 Oktober 2025: Hujan Ringan!
BACA JUGA:Jadwal Layanan SIM Keliling di Jakarta dan Sekitarnya Hari Ini 8 Oktober 2025, Yuk Datang ke Lokasi!
Diketahui, Menkeu Purbaya telah menyuntik dana segar Rp 200 triliun ke lima bank himpunan bank milik negara (himbara) pada 12 September lalu.
Kelima bank tersebut adalah BNI, Bank Mandiri, BTN, BRI, dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Bank Mandiri, BNI, dan BRI mendapatkan masing-masing Rp55 triliun, BTN sebesar Rp25 triliun dan BSI Rp10 triliun.