Forum Warga Negara: Koreksi Total Hidup Bernegara, Lawan Malfungsi Kepemimpinan

Rabu 08-10-2025,17:34 WIB
Reporter : Fandi Permana
Editor : Fandi Permana

JAKARTA, DISWAY.ID — Forum Warga Negara (FWN) menyerukan perlunya koreksi total terhadap tata kelola dan tata cara kepengurusan negara.

Seruan ini disampaikan dalam diskusi bertajuk “Bisul-Bisul Permasalahan Bangsa, di Mana Akarnya?” yang digelar Selasa, 7 Oktober 2025 sore di bilangan Ampera, Jakarta Selatan.

BACA JUGA:Kuasa Hukum Persoalkan Legalitas Saksi Ahli Jaksa dalam Kasus Kecelakaan Mahasiswa UGM

BACA JUGA:Bismillah! Mensesneg Yakin Timnas Indonesia Kalahkan Arab Saudi, Ungkap Prabowo Punya Nazar Jika Menang

Diskusi dibuka oleh Sudirman Said dengan pertanyaan kunci: “Apa sebenarnya akar, sumber, atau biang dari karut-marut permasalahan bangsa hari-hari ini?” Ia menilai gaya penyelesaian problem nasional selama ini ibarat pemadam kebakaran—reaktif, jangka pendek, dan tak menyentuh akar.

“Akar masalah kita ada pada hilangnya moral leadership,” ujarnya. Kekuasaan, katanya, kini dianggap milik pribadi dan keluarga. “Pada gilirannya, ini menciptakan suasana ‘serbaboleh’.”

Sudirman menyoroti satu tahun pemerintahan Prabowo yang dinilai dinamis namun menyisakan empat tantangan besar: demokrasi yang kering substansi, ketimpangan ekonomi, rusaknya ekologi, serta maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme.

BACA JUGA:Pramono Prediksi Indonesia Menang Lawan Arab Saudi: Jadi Kado Buat Erick Thohir

BACA JUGA:Dapat Jatah 4 Ribu Tiket, KJRI Jeddah Imbau Suporter Timnas Tertib saat Laga Arab Saudi vs Indonesia

“Praktik korupsi kita hari ini levelnya bukan saja memeras atau merampas hak manusia, lho, tapi juga ‘hak Tuhan’,” tegasnya.

Chandra M. Hamzah menyebut akar lain dari korupsi: neofeodalisme.

“Neofeodalisme tak mengenal korupsi dalam arti maling uang rakyat. Yang ada ialah praktik memonetisasi kewenangan,” jelasnya. Menurutnya, pencegahan harus dimulai dari mereka yang “punya kewenangan paling gede”.

BACA JUGA:Tugas 3 Wamendagri Dipecah Berdasarkan Zona Waktu di Indonesia, Mendagri Ungkap Alasannya

Dari sektor kesehatan, Diah S. Saminarsih menyoroti bahwa kesehatan baru dilirik ketika political currency-nya tinggi, seperti menjelang pemilu. “Begitu pemilu lewat, lewat pula isu kesehatan,” ujarnya. Ia menegaskan, kesehatan sejatinya adalah urusan politik.

Sementara itu, Shofwan Al Banna Choiruzzad mengingatkan pentingnya keseimbangan antara politik domestik dan luar negeri. Mengutip Richard Haass, ia menegaskan, “Foreign policy begins at home.” Ia menilai personalisasi kekuasaan dan buruknya tata kelola pemerintahan membuat negara sangat rentan terhadap tekanan internasional.

Kategori :