JAKARTA, DISWAY.ID - Seiring meningkatnya aktivitas digital di tempat kerja, banyak profesional usia produktif kini menghabiskan rata-rata lebih dari 8–10 jam per hari menatap layar.
Namun di tengah kesibukan dan tuntutan pekerjaan, sedikit yang menyadari bahwa mata mereka mulai kehilangan kemampuan fokus, terutama saat melihat objek dekat.
Saat memasuki usia pertengahan 30 hingga menjelang 40, perubahan ini adalah hal alami yang menandai awal dari presbiopia dini atau pre-presbiopia, kondisi di mana mata mulai kesulitan fokus dari penglihatan jarak jauh ke dekat.
Sayangnya, banyak yang menganggapnya sekadar kelelahan atau efek lembur. Akibatnya, gejala seperti penglihatan kabur, mata tegang, dan sakit kepala sering diabaikan begitu saja.
BACA JUGA:Cara Hokky Caraka Merespons Tekanan Suporter di Timnas: Atasi dengan DNA
BACA JUGA:Aice Pertahankan Dominasi, Raih Top Brand Award dan Top Brand for Kids 2025 untuk Ketujuh Kalinya
“Tanpa disadari, bisa jadi kita sudah mulai mengalami tanda-tanda awal perubahan penglihatan, atau bahkan orang terdekat kita yang ternyata mengalaminya,” ujar Dodi Rukminto selaku Managing Director HOYA Lens Indonesia, produsen lensa asal Jepang.
Biasanya ditandai dengan tulisan di handphone yang mulai tampak buram, atau mata yang cepat lelah setelah lama menatap layar," terangnya.
"Namun banyak yang tidak menyadarinya, atau enggan memakai kacamata karena takut terlihat ‘tua’. Padahal, mata yang lelah dan tidak fokus dapat berdampak langsung pada konsentrasi, produktivitas, dan kualitas kerja," tambahnya.
BACA JUGA:Anggap Tayangan TV 'Nyiyiri' Pesantren, Anggota Komisi VI DPR Desak Sanksi Nyata
BACA JUGA:Menlu Buka Suara Soal Mikrofon Bocor Prabowo-Trump yang Minta Bertemu dengan Erick Trump
Fenomena ini menjadi perhatian dalam momentum World Sight Day atau Hari Penglihatan Sedunia tahun ini, yang mengusung tema global “Love Your Eyes at Work”.
Tema ini mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan mata, terutama bagi para pekerja kantoran dan professional dengan aktivitas digital tinggi, yang setiap hari bergantung pada penglihatan mereka untuk berprestasi.
Namun kenyataannya, pilihan solusi penglihatan yang ada di pasaran Indonesia saat ini belum sepenuhnya menjawab kebutuhan kelompok usia dewasa produktif (35-45 tahun) ini.
Kacamata minus hanya dapat membantu koreksi penglihatan jauh, kacamata baca hanya dapat membantu untuk aktivitas dekat, sementara lensa progresif sering dianggap sulit untuk diadaptasi bagi mereka yang baru mulai mengalami perubahan fokus.