Ia menyoroti pentingnya menumbuhkan kembali kepercayaan terhadap sistem dan atmosfer sepak bola Indonesia.
Menurutnya, fenomena bullying dan hujatan berlebihan di media sosial menjadi salah satu masalah yang turut memengaruhi minat pelatih asing untuk datang.
“Saya tidak takut dikritik, tapi lindungi pemain dan pelatih. Kritik boleh, tapi jangan sampai menyerang secara pribadi atau rasis,” tegas Erick Thohir.
Fenomena ini sempat mencuat setelah gelombang hujatan keras terhadap Patrick Kluivert dan stafnya usai kegagalan di kualifikasi Piala Dunia.
Erick Thohir menyebut, banyak pemain yang juga mengaku tidak nyaman dengan cyber bullying yang marak di media sosial.
Pelatih Baru Timnas Indonesia Harus Punya Mental Baja!
Melihat situasi tersebut, Erick menyebut bahwa siapa pun pelatih baru timnas nantinya harus memiliki mental kuat dan karakter tegas.
Hal ini dinilai penting agar sang pelatih tidak mudah terpengaruh oleh tekanan publik.
Beberapa nama disebut-sebut dalam bursa calon pelatih, termasuk kemungkinan kembalinya Shin Tae-yong atau kedatangan Paulo Bento, mantan pelatih timnas Korea Selatan.
Bento dikenal dengan filosofi possession-based football dan disiplin tinggi dalam taktik.
Gaya Bento yang terstruktur dan tegas dianggap bisa menjadi tantangan sekaligus peluang untuk menyatukan karakter pemain lokal dan diaspora Indonesia yang terbiasa dengan sistem total football Eropa.
FIFA Matchday dan Agenda Timnas
Dengan belum diumumkannya pelatih baru, jadwal FIFA Matchday yang akan datang disebut berada dalam posisi genting.
Jika terlalu mepet, besar kemungkinan Indonesia hanya bisa menghadapi lawan dengan peringkat lebih rendah seperti Taiwan, sebagaimana sempat terjadi sebelumnya.
PSSI diperkirakan akan mengumumkan pelatih baru paling lambat awal November 2025, bersamaan dengan pengumuman lawan uji coba.
"Lebih cepat tentu lebih baik, tapi kita harus realistis dan menunggu hasil final dari proses ini,” imbuh Erick Thohir.