“Api yang mengarah ke permukiman sudah berhasil kami cegah,” kata Darmawan.
Fokus utama tim saat ini beralih pada pendinginan titik-titik bara di jantung api. Proses ini memakan waktu lama dan membutuhkan banyak air, sementara sumber air di lokasi sangat terbatas dan kedalaman gambut cukup ekstrem.
Kebakaran di Kampar ini kembali mengingatkan masyarakat Riau pada bahaya laten Karhutla yang nyaris terjadi setiap musim kemarau.
Selain menyebabkan kerusakan lingkungan, bencana ini juga mengancam kesehatan warga akibat kabut asap yang bisa melumpuhkan aktivitas publik.