bannerdiswayaward

Kabut Asap Tipis Kembali Selimuti Pekanbaru, Kualitas Udara Sempat Capai Level Tidak Sehat

Kabut Asap Tipis Kembali Selimuti Pekanbaru, Kualitas Udara Sempat Capai Level Tidak Sehat

Proses pemadaman kebakaran lahan di Kabupaten Kampar, Riau.-Abdullah Sani-

PEKANBARU, DISWAY.ID — Warga Kota Pekanbaru kembali dihadapkan dengan ancaman kabut asap yang mulai menyelimuti kota dalam beberapa hari terakhir. Meski tampak tipis, fenomena ini menimbulkan kekhawatiran serius, terutama karena memicu keluhan sesak napas dan iritasi pada warga.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat adanya fluktuasi signifikan dalam kualitas udara.

“Pada pukul 10.00 WIB, indikator PM2.5 berada di angka 31,6 µg/m³ — kategori sedang — dan berlangsung konsisten sejak malam sebelumnya,” ujar Prakirawan BMKG Pekanbaru, Deby C, Rabu (12/11/2025).

BACA JUGA:Cegah Keracunan MBG, SPPG Wajib Sterilisasi Food Tray Hingga 120 Derajat

Namun, situasi sempat memburuk pada dini hari. Data BMKG menunjukkan konsentrasi PM2.5 melonjak hingga 135 µg/m³ pada pukul 01.00—02.00 WIB, masuk kategori tidak sehat dan berisiko bagi kelompok rentan seperti anak-anak serta lansia.

Pantauan lapangan di sejumlah ruas utama seperti Jalan HR Soebrantas, Soekarno-Hatta, Lobak, dan Arifin Ahmad memperlihatkan ketebalan asap mulai meningkat.

Banyak pengendara kini mengenakan masker untuk melindungi diri. “Kami sudah mulai sesak dari malam. Asapnya terasa sampai ke rumah, debu di kaca mobil pun sudah menempel,” kata Rino, warga Kulim, Pekanbaru.

Ancaman PM2.5 dan Risiko Kesehatan

Partikulat halus PM2.5 yang menjadi indikator utama kualitas udara tergolong sangat berbahaya karena ukurannya yang kecil — kurang dari 2,5 mikrometer — mampu menembus sistem pernapasan hingga ke aliran darah.

Paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit paru, asma, dan iritasi mata. Kondisi ini diperparah oleh angin lambat di atas wilayah Riau, yang menyebabkan asap terperangkap dan sulit tersebar.

BACA JUGA:Pertemuan Hangat Prabowo dan PM Australia di Kirribilli House, Bahas Indo-Pasifik dan Industri Strategis

BMKG mengindikasikan bahwa sumber kabut asap berasal dari titik panas (hotspot) di wilayah selatan Riau dan sebagian Jambi. Pola ini konsisten dengan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) musiman yang kerap terjadi menjelang akhir tahun.

Andika Christian, warga Panam, berharap pemerintah daerah lebih tegas menindak pelaku pembakaran.

“Krisis kabut asap ini harus jadi pelajaran. Jangan sampai jadi siklus tahunan yang merugikan kesehatan warga,” ujarnya.

BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi kualitas udara, membatasi aktivitas di luar ruangan, serta menggunakan masker N95 bila terpaksa keluar rumah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads