Produk ini dijual di ritel modern seperti supermarket dan e-commerce, dengan harga Rp14.900 per kilogram (atau Rp74.500 per 5 kg).
Apa Itu SPHP?
SPHP adalah program pemerintah melalui Bulog untuk menstabilkan pasokan dan harga beras di tengah fluktuasi pasar.
Beras ini diedarkan secara masif untuk menekan inflasi pangan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Distribusi dilakukan melalui pengecer mitra, koperasi desa, gerakan pangan murah, dan outlet BUMN/TNI-Polri, dengan verifikasi via aplikasi Klik SPHP untuk mencegah penyelewengan.
Perbedaan Utama Befood dan SPHP
Meski sama-sama produksi Bulog dan berasal dari petani Indonesia, Befood dan SPHP memiliki perbedaan signifikan dalam hal kualitas, harga, target pasar, dan saluran distribusi:
- Kualitas dan pecahan beras: Befood memiliki pecahan maksimal 15 persen, artinya butiran beras lebih utuh, putih bersih, dan sedikit patah. Sementara SPHP memiliki pecahan hingga 25 persen, sehingga lebih banyak butiran patah dan kurang seragam.
- Kadar air: Kedua produk sama-sama memiliki kadar air 14 persen sesuai standar nasional.
- Target konsumen: Befood menyasar kelas menengah atas dan konsumen urban yang mengutamakan kualitas premium. SPHP ditujukan untuk masyarakat umum, terutama berpenghasilan rendah, sebagai solusi pangan terjangkau.
- Harga per 5 kg: Befood dijual Rp74.500 (promo Rp65.000), sedangkan SPHP dibanderol Rp62.500 sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
- Distribusi: Befood tersedia di ritel modern, supermarket, dan e-commerce. SPHP diedarkan melalui pasar tradisional, koperasi desa, gerakan pangan murah, serta jaringan BUMN, TNI, dan Polri.
- Tujuan utama: Befood bersifat komersial untuk bersaing di pasar premium. SPHP bersifat sosial untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan nasional.
Perbedaan ini mencerminkan strategi ganda Bulog: Befood untuk memperkuat posisi di segmen premium, sementara SPHP menjalankan amanah pemerintah dalam stabilisasi pangan.