SURAKARTA, DISWAY.ID– Kepergian Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII), Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar keraton dan masyarakat Jawa.
Wafatnya sang raja pada Ahad (2/11) kemarin di usia 77 tahun, setelah sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Indriati Sukoharjo, memicu rangkaian upacara adat yang penuh khidmat.
Prosesi pemakaman agung ini akan memuncak pada Rabu legi (5/11), dengan jenazah dibawa dari Keraton Surakarta menuju Astana Raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul, Yogyakarta yakni makam keramat keturunan Mataram yang menjadi peristirahatan abadi para raja Jawa.
Rangkaian adat ini bukan sekadar ritual pemakaman, melainkan wujud penghormatan terhadap warisan leluhur dan kesinambungan dinasti.
Menurut Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandansari, adik PB XIII sekaligus Pengageng Sasono Wilopo dan Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta, prosesi ini mengikuti tradisi turun-temurun yang telah berlangsung sejak era Mataram Islam.
"Ini adalah panggung terakhir sang raja untuk menyatu kembali dengan leluhur di Imogiri, di mana roh para pendahulu menjaga harmoni bumi dan langit," ujarnya.
Kronologi dan 5 Rangkaian Upacara Adat
Prosesi dimulai sejak jenazah tiba di Keraton Surakarta melalui Pintu Sasanaputra pada Minggu malam, disambut abdi dalem dengan doa dan prosesi sakral.
BACA JUGA:Sejarah Kereta Pusaka untuk Kirab Jenazah Raja Keraton Surakarta PB XIII, Usianya 100 Tahun
Persemayaman awal dilakukan secara tertutup di Bangsal Maligi, belakang Sasana Sewaka, untuk menjaga privasi keluarga.
Saat di Bangsal Maligi, kerabat Keraton memanjatkan doa hingga menyambut takziah dari para bangsawan.
Di antaranya yang takziah secara bergantian tampak Gusti Bhre Mangkunegaran X, Wapres RI Gibran Rakabuming Raka, Gubernur Jateng A Luthfi dan Wali Kota Solo Respati A Ardianto.
Presiden ke-7 RI Joko Widodo juga melayat tadi malam.
Berikut urutan lengkap rangkaian adat hingga keberangkatan ke Imogiri: