Chynthia Lestari, inisiator gerakan Lyfe with Less menyampaikan bahwa sustainability bukan sekedar tren tetapi kedaruratan di tengah gempuran industri serba cepat yang banyak menghasilkan emisi.
Chyntia menawarkan solusi sederhana yang dapat dilakukan semua orang yaitu memilah barang atau decluttering. Lyfe with less mengajak masyarakat untuk menerapkan mindful consumption melalui program bersaling-silang.
BACA JUGA:Rumah Pintar, Ini 5 Solusi Teknologi Ramah Lingkungan untuk Gaya Hidup Modern
“Karena masyarakat urban itu suka shopping, kita bikin experience mindful consumption dengan berbelanja tapi nggak pakai uang tapi pakai barang bekas. Konsepnya adalah kalian beri barang bekas yang kalian nggak gunakan kemudian akan dikurasi, dan kalian juga bisa menggunakan barang bekas orang lain yang bisa digunakan atau sedang dibutuhkan. Kita bisa saling memperpanjang masa penggunaan barang. Melalui bersaling silang masyarakat urban bisa mendapatkan pengalaman berbelanja tapi juga sekaligus dapat menjalankan gaya hidup berkelanjutan,” jelas Chyntia.
Melalui IYSF 2025 diharapkan peran pemuda semakin strategis dalam pengarusutamaan implementasi rendah karbon yang dapat dipraktikan sehari-hari untuk menuju Indonesia yang lebih berkelanjutan.