Tiga Kelebihan Bauran BBM dengan Etanol

Selasa 04-11-2025,16:42 WIB
Oleh: Prof. Dr. Eng. Eko Siswanto, ST., M

Sinkronisasi lintas sektor: Karena meliputi pertanian, industri pengolahan, transportasi, regulasi, dan distribusi BBM. Dibutuhkan koordinasi pemerintah, daerah, dan swasta. 

Dukungan regulasi dan pembiayaan: Agar proyek-proyek etanol (dan bioenergi lainnya) layak secara ekonomi, termasuk insentif, regulasi yang mendukung, dan pembiayaan transisi. 

Beberapa Catatan dan Tantangan dalam Penerapan Platform BBM dengan Etanol

Sebaliknya, juga ada beberapa tantangan dan catatan penting yang harus diperhatikan dalam penerapan platform BBM etanol ini. Yakni:

Kapasitas produksi saat ini masih jauh di bawah kebutuhan jika program E10 atau lebih tinggi jadi diterapkan. Contoh: produksi etanol ≈ 180 ribu kiloliter/tahun, kebutuhan E5 saja 1,9 juta kiloliter/tahun. 

Ketersediaan bahan baku dan diversifikasi bahan baku menjadi penting agar tidak mengganggu komoditas pangan. 

Infrastruktur distribusi dan adaptasi mesin BBM perlu diperhatikan. Kombinasi etanol dalam bensin bisa menuntut perubahan teknis dan penyesuaian.

Aspek regulasi dan governance, kebijakan, perencanaan daerah, dan pembiayaan masih harus diperkuat. 

Aspek kesetaraan sosial dan ekonomi. Yakni,  Transisi harus memperhatikan dampak bagi pekerja, petani, masyarakat lokal agar tidak terjadi kerugian sosial. 

Kesimpulan

Platform transisi energi nasional untuk etanol di Indonesia melibatkan banyak aspek — bukan hanya “campurkan etanol ke bensin”, tapi juga mencakup pengembangan bahan baku, produksi, regulasi, pembiayaan, dan distribusi.

Jika dijalankan dengan baik, ini bisa memperkuat ketahanan energi, mengurangi impor BBM, serta membuka peluang ekonomi dari sektor pertanian dan bioenergi. (*)

*) Guru Besar Bidang Konversi dan Konservasi Energi Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

 

 

 

Kategori :