Berdasarkan laporan Pacific Disaster Center (PDC), dalam 24 jam sejak 1 November, Kalmaegi bergerak ke arah barat laut dan diperkirakan mendekati wilayah Filipina bagian selatan, termasuk Samar dan Leyte. Intensitasnya diprediksi terus meningkat dalam 48 hingga 60 jam mendatang.
BMKG pada Rabu 5 November 2025 juga mengonfirmasi bahwa sirkulasi Kalmaegi terdeteksi di Laut China Selatan barat Filipina, dengan kecepatan angin maksimum 130 km/jam dan tekanan udara minimum 970 hPa.
BACA JUGA:Potensi Hujan Ekstrem, Pramono Gandeng BMKG Modifikasi Cuaca Selama 25 Hari ke Depan
Dijelaskan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Teuku Faisal Fathani bahwa keberadaan siklon ini turut memengaruhi pola cuaca nasional.
"Dalam sepekan ke depan, hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di pesisir barat Sumatra, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku, dan Papua,” ujarnya.
BMKG mengimbau masyarakat dan nelayan untuk tetap waspada terhadap potensi banjir, longsor, serta gelombang tinggi, terutama di wilayah perairan timur Indonesia.