KPAI Pastikan Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Tetap Belajar Secara Daring

Senin 10-11-2025,18:05 WIB
Reporter : Dimas Rafi
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Pasca insiden ledakan yang mengguncang SMAN 72 Jakarta pada Jumat, 7 November 2025 siang, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah tersebut resmi dialihkan ke sistem daring (online).

Langkah ini diambil sebagai upaya pemulihan psikologis bagi para siswa dan guru yang terdampak peristiwa tragis tersebut.

BACA JUGA:CREEPY! Densus 88 Ungkap Perilaku NF di Medsos, Kerap Akses Forum Gelap Berisi Konten Kematian

BACA JUGA:Hak-hak yang Akan Didapat Soeharto, Gus Dur hingga Marsinah Seusai Jadi Pahlawan Nasional: Dapat Rp57 Juta per Tahun

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Diyah Puspitarini menegaskan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari langkah cepat untuk memastikan anak-anak dapat belajar dalam kondisi mental yang aman dan stabil.

"Metode belajar sementara dialihkan ke sistem daring agar anak-anak bisa beristirahat dan mendapatkan waktu untuk memulihkan diri dari trauma. Selama kegiatan belajar, mereka juga akan didampingi psikolog," ungkap Diyah di Jakarta pada Minggu, 9 November 2025.

Ledakan yang terjadi menjelang pelaksanaan salat Jumat itu meninggalkan dampak psikologis mendalam, tidak hanya bagi para pelajar, tetapi juga tenaga pendidik di lingkungan sekolah.

BACA JUGA:Jusuf Kalla Serukan Waspada Bullying di Sekolah Usai Insiden Ledakan SMAN 72 Jakarta

BACA JUGA:KPAI Fokus Beri Pendampingan Psikis untuk Para Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta

Diyah menjelaskan, KPAI tengah menggandeng sejumlah lembaga untuk memberikan pendampingan intensif, di antaranya DP3AKP DKI Jakarta, Dinas Sosial (Dinsos), Psikolog Polri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Himpunan Mahasiswa Psikologi Indonesia (HIMPSI), serta Kemendikbudristek.

"Kami berfokus pada anak-anak yang menjadi korban. Pendampingan psikologis ini penting, sesuai amanat Undang-Undang Perlindungan Anak Pasal 59A," jelas dia.

Selain siswa, para guru juga mendapatkan pendampingan psikologis, mengingat beberapa di antaranya turut mengalami tekanan mental akibat peristiwa tersebut.

BACA JUGA:Fransiscus Go: Pahlawan Itu yang Menolong dan Menggerakkan

BACA JUGA:Fadli Zon Susun Buku Biografi Pahlawan Nasional, Soeharto, Gus Dur hingga Marsinah

"Guru juga harus mendapatkan pendampingan psikologis. Saat ini sudah ada 17 guru yang menjalani terapi, dan sisanya akan segera menyusul," tekan Diyah.

Kategori :