6. Seorang pelaku kasus di AS tahun 2024 yang juga teridentifikasi sebagai pengikut neo-Nazi
"Tulisan yang paling jelas terlihat di senjata mainan ABH adalah nama Brenton Tarrant. Namun secara keseluruhan, ideologi yang diambil bercampur dan tidak konsisten," ujarnya.
Bukan Paham Teror, Tapi Pola Kekerasan Digital
Densus 88 menegaskan bahwa tidak ditemukan bukti keterlibatan ABH dalam jaringan terorisme maupun ekstremisme terorganisir.
Motivasinya lebih bersifat pribadi, berakar dari perasaan tertekan, kesepian, dan dendam atas perlakuan yang diterima di lingkungan sekitarnya.
BACA JUGA:Dampak Positif dan Negatif Game Online yang Bakal Dibatasi Buntut Tragedi Ledakan SMAN 72
"Yang bersangkutan merasa tertindas, kesepian, dan tidak tahu harus bercerita kepada siapa. Lalu mencari pelampiasan dengan mengikuti pola kekerasan yang ia lihat di dunia maya," ungkapnya.
Mayndra menilai kasus ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat, terutama orang tua dan pendidik, untuk lebih waspada terhadap konten digital yang dikonsumsi anak-anak.
"Ini menjadi awareness bagi kita semua tentang maraknya kekerasan di dunia maya. Pengawasan dan literasi digital menjadi kunci agar anak tidak terseret dalam pola pikir yang keliru," paparnya.
Sementara, anak berhadapan dengan hukum (ABH) terkait ledakan di SMA 72 Jakarta disebut sosok yang tertutup.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri mengatakan NF berkepribadian tertutup.
BACA JUGA:Ramai Isu Penggeledahan, KPK Bantah Sita Mobil Dinas Plt. Gubernur Riau
"Berdasarkan keterangan yang kami himpun, ABH ini tertutup," bebernya.
Sementara Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Iman Imanuddin menyebut NF kerap merasa kesepian.
"Yang bersangkutan merasa sendiri dan tidak ada tempat untuk menyampaikan keluh pesannya di keluarga sendiri maupun di lingkungan sekolah ini yang menjadi perhatian kami juga bersama dengan KPAI untuk menyikapi hal tersebut," terangnya.