Kiai-kiai muda atau gus-gus pesantren tersebut berpeluang untuk mengubah arah kepemimpinan PBNU, menyesuaikan dengan spirit zaman, dan yang terpenting memiliki rekam jejak positif di mata publik. Idealisme mereka belum ternodai oleh kepentingan pragmatisme.
Tampaknya, kepemimpinan kaum muda bagi PBNU di masa mendatang bukan semata romantisme sejarah atau bangga pada masa lalu. Tetapi, kepemimpinan kaum muda adalah angin segar yang membawa harapan baru agar PBNU sebagai Jam'iyah kembali pada "era keemasannya ". Wallahu a'lam. (*)
*) Pengasuh Pesantren Baitul Kilmah Yogyakarta.