Perluasan ini tidak hanya mencakup beasiswa pendidikan reguler bagi siswa vokasi, tetapi juga kemungkinan untuk mendanai pelatihan keahlian khusus dan sertifikasi internasional bagi para lulusan vokasi yang ingin bekerja di luar negeri, sejalan dengan program "SMK Go Global" yang baru-baru ini diluncurkan.
Solusi untuk Link and Match Industri
Cak Imin menekankan bahwa dana LPDP yang dialihkan ke vokasi akan memastikan dua hal:
1. Akses Kualitas: Siswa-siswa berbakat dari latar belakang ekonomi kurang mampu memiliki akses untuk menempuh pendidikan di politeknik dan lembaga vokasi unggulan.
BACA JUGA:KPK Perpanjang Masa Penahanan Noel dkk Kasus Dugaan Sertifikasi K3
BACA JUGA:Ini Daftar Pelanggaran Terbanyak di Hari Pertama Operasi Zebra Jaya 2025
2. Kesesuaian dengan Industri: LPDP dapat digunakan untuk mendanai program kerja sama antara politeknik dengan industri besar, sehingga kurikulum dan peralatan pelatihan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja (link and match).
"Kami ingin LPDP tidak hanya mencetak akademisi, tetapi juga teknokrat, insinyur terampil, dan ahli vokasi yang menjadi tulang punggung pembangunan infrastruktur dan industri kita," kata Cak Imin.