JAKARTA, DISWAY.ID-- Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Abdul Muhaimin Iskandar, kembali memberikan penegasan penting terkait implementasi program unggulan SMK Go Global.
Ia menyatakan bahwa program penempatan kerja lulusan SMK ke luar negeri ini bersifat inklusif dan tidak akan membatasi usia peserta.
BACA JUGA:Aturan Turunan KUHAP Dikebut, Pemerintah Segera Garap RUU Perampasan Aset
BACA JUGA:Frisian Flag Indonesia Kedai Kreatif 2025: Dorong UMK Perempuan Bangkitkan Ekonomi dari Dapur Rumah
Cak Imin menjelaskan bahwa program ini terbuka lebar tidak hanya bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saja, tetapi juga bagi lulusan SMP, SMA, bahkan masyarakat umum yang ingin meningkatkan keterampilan dan mencari peluang kerja di pasar global.
"Ini prioritas SMP, SMA dan SMK,” kata Cak Imin usai menghadiri rapat tingkat menteri di Kantor Kemenko PM, Jakarta, Selasa 18 November 2025.
“Gak ada batas usianya. Gak ada batas usianya. Semua bisa ikut," lanjutnya.
Fokus pada Kompetensi, Bukan Jenjang Pendidikan
Penegasan ini menunjukkan pergeseran fokus pemerintah dari sekadar jenjang pendidikan formal menjadi kompetensi dan kesiapan kerja.
BACA JUGA:Suzuki Perkuat Ekspor Otomotif, Satria dan Fronx Resmi Meluncur ke Pasar Asia Tenggara
BACA JUGA:Cek Harga Tiket Kereta Ekonomi dari Jakarta Menuju Semarang, Jogja, dan Solo Per Desember 2025
Menurut Cak Imin, inti dari program ini adalah memastikan setiap peserta memiliki keterampilan teknis dan kemampuan bahasa yang mumpuni sesuai standar industri di negara tujuan.
Program ini akan memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah dan BLK Komunitas untuk memberikan pelatihan intensif.
Peserta akan diberikan subsidi untuk pelatihan teknis dan penguasaan bahasa asing seperti Jepang, Turki, dan Korea, yang merupakan target utama penempatan kerja.
Alokasi Anggaran Besar Menanti