Yasika Aulia menyampaikan bahwa total 41 dapur SPPG/MBG kini telah beroperasi di berbagai wilayah Sulawesi Selatan.
Ia menyebutkan bahwa program tersebut mulai dijalankan sejak awal tahun 2025.
BACA JUGA:Mentan Bantah MBG Picu Lonjakan Harga Pangan: Pasokan Telur dan Ayam Diklaim Aman
Menurutnya, dapur MBG tidak hanya berfungsi menyediakan makanan bergizi untuk masyarakat, tetapi juga memberi dampak ekonomi.
Setiap dapur diketahui menyerap sekitar 50 tenaga kerja, sehingga secara keseluruhan terdapat 850 pekerja terlibat dalam program ini.
Ia juga mengklaim jumlah penerima manfaat MBG saat ini telah mencapai 60 ribu orang.
Bagaimana Fasilitas Dapur dan Aturan Kepemilikan?
Bangunan dapur MBG disebut dibangun dengan standar tinggi, berumur pakai 30–35 tahun, serta dilengkapi berbagai peralatan modern keluaran Gastro.
Namun, aturan dari BGN sebenarnya membatasi kepemilikan dapur MBG oleh yayasan. Sebuah yayasan hanya boleh mengelola maksimal 10 dapur MBG dalam satu provinsi.
Jika berada di provinsi berbeda, satu yayasan hanya dapat memiliki hingga 5 unit SPPG.
BACA JUGA:Antisipasi Lonjakan Harga Telur, BGN Ubah Menu MBG Jadi Daging dan Telur Puyuh Jelang Nataru-Lebaran
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang mengatakan bahwa Yasika Aulia bisa mengoperasikan 41 dapur tersebut karena menggunakan yayasan yang berbeda-beda, sehingga batas regulasi dapat terlampaui.
"Dengan nama yayasan berbeda, ia bisa membuka puluhan dapur,” ujarnya.
Penghasilan Yasika Aulia: Keuntungan Fantastis!
Dengan jumlah dapur sebanyak itu, potensi keuntungan yang diperoleh Yasika Aulia pun mencuri perhatian publik.
Setiap dapur MBG melayani sekitar 3.000 siswa per hari. Jika dihitung keuntungan Rp2.000 per porsi, maka pendapatan harian dari 41 dapur bisa mencapai:
- 3.000 porsi × Rp2.000 × 41 dapur = Rp246.000.000 per hari
Dalam satu bulan operasional atau diasumsikan selama 26 hari kerja, maka keuntungan total dapat menyentuh: