Hadapi Era Post-Truth, Menag Dorong Pendekatan Tafsir Induktif dan Berwawasan Keindonesiaan

Minggu 23-11-2025,18:54 WIB
Reporter : Doddy Suryawan
Editor : Reza Permana

JAKARTA,-DISWAY.ID - Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini membuka Ijtimak Ulama Tafsir Al-Qur’an di Jakarta.

Menag harap acara ini dapat mendorong pendekatan tafsir induktif dan berwawasan keindonesiaan.

Ijtimak Ulama Tafsir Al-Qur’an menjadi hajat bersama Ditjen Bimas Islam, Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM (BMBPSDM), serta Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama. 

Ijtimak Ulama Tafsir 2025 mengangkat tema besar tentang toleransi dan cinta kemanusiaan.

BACA JUGA:Update Longsor Banjarnegara: 12 Orang Tewas, 16 Warga Dinyatakan Hilang

BACA JUGA:Keren! Cinema XXI Ketiga Kalinya Raih Indonesia’s Best Managed Companies dari Deloitte

Menurut Menag, dua nilai ini semakin mendesak di tengah situasi sosial yang dipengaruhi oleh era post-truth.

Menag juga menggaris bawahi bahwa tantangan era post-truth menuntut pembaruan metodologi tafsir agar tetap relevan menjawab kompleksitas zaman. 

“Dulu kebenaran mudah dirujuk, apa kata Al-Qur’an, apa kata Alkitab, atau apa kata ulama. Namun kini, kekuatan media dan politik dapat menenggelamkan kebenaran sejati,” ujar Menag Nasaruddin, DI JAKARTA, RABU, 19 NOVEMBER 2025 

Menag mengkritik kecenderungan metode deduktif dalam penafsiran (dari langit ke bumi).

Sebaliknya, Menag mendorong penggunaan pendekatan induktif (dari bumi ke langit). 

Pendekatan ini mengedepankan upaya membaca realitas sosial terlebih dahulu sebelum dikonfirmasi pada teks suci.

BACA JUGA:Hari Ikan Nasional 2025, KKP-WWF Indonesia Ajak Masyarakat Gemar Konsumsi Seafood

BACA JUGA:Heboh DC vs Pria Debat Dituding Pakai Mobil Barang Bukti Polsek: Bapak Saya Propam!

“Al-Qur’an dimulai dengan Iqra’ bismi rabbik. Iqra’ itu induktif, bismi rabbik itu deduktif. Keduanya harus dipadukan,” jelasnya.

Kategori :