JAKARTA, DISWAY.ID — Kekhawatiran warga Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara, kembali mencuat seiring meningkatnya risiko banjir rob dan potensi jebolnya tanggul.
Keresahan ini disampaikan langsung oleh pengurus RW 016 bagian keamanan dan ketertiban, Tedy Pratoyo, yang menyebut ancaman tersebut telah berlangsung bertahun-tahun.
“Kecemasan udah pasti pak. Bukan cuma warga Pantai Mutiara saja, tapi Pluit dan Muara Karang juga terdampak,” ujar Tedy kepada Disway.id, Selasa, 25 November 2025.
BACA JUGA:Tanggul NCICD di Pantai Mutiara Rembes, DKI Jakarta Lanjutkan Pembangunan 530 Meter pada 2025–2027
Tedy menjelaskan, peristiwa jebolnya tanggul sudah beberapa kali terjadi, salah satunya pada 2020. Saat itu kawasan sempat terendam hingga dua meter.
Ia menyebut penurunan muka tanah menjadi faktor utama meningkatnya kerentanan kawasan pesisir tersebut.
“Tanah itu kan turun sekitar 10 cm. Otomatis air laut pasti naik,” katanya.
Ia menuturkan, kondisi tersebut kerap menghambat aktivitas warga dan menyebabkan kerugian material, terutama saat puncak rob terjadi pada fase bulan purnama.
Sebagian warga sebenarnya ingin pindah ke tempat yang lebih aman. Namun kondisi ekonomi membuat pilihan itu tidak mudah.
“Iya yang pindah ada, tapi situasinya kan lagi begini. Gak sesimpel itu,” kata Tedy.
BACA JUGA:Antisipasi Jebol, Pemprov DKI Bakal Perbaiki Tanggul Pantai Mutiara yang Rembes
Menurutnya, solusi utama adalah pembangunan tanggul NCICD, seperti yang telah terpasang di Muara Baru dan Muara Angke.
“Semua pesisir laut itu harus dibendung kalau mau aman,” tegasnya.
Kondisi Terkini Tanggul Pantai Mutiara
Pengamatan Disway.id, Selasa 25 November 2025, di lokasi menunjukkan tinggi muka air laut berada 2–3 meter lebih tinggi dari permukaan tanah. Sejumlah titik tanggul tampak mulai merembes dan kondisi laut dipenuhi sampah.
Di balik tanggul terdapat tembok penahan dan permukiman elit, sementara sisi laut menunjukkan gedung pencakar langit dan speedboat berjejer.