Ia menekankan bahwa rantai pasok perhutanan sosial bukan hanya memperkuat ekonomi petani hutan, tetapi juga memberi ruang lebih besar bagi perempuan desa untuk terlibat dalam sektor ekspor rempah Maluku yang semakin kompetitif di pasar global.
BACA JUGA:87 Kontainer Pelanggaran Ekspor Produk Turunan CPO Dibongkar Bea Cukai dan Polri
Mendorong Ekonomi Desa dan Menjaga Hutan
Keberhasilan ekspor perdana ini membuktikan bahwa peningkatan mutu panen dan pascapanen dapat mengangkat ekonomi desa tanpa mengorbankan kelestarian hutan.
Potensi rempah Indonesia dari Maluku kini semakin diakui, dan perhutanan sosial berperan penting dalam memastikan keberlanjutan pasokan untuk pasar global.
SHV menegaskan komitmen jangka panjang untuk memperkuat pemberdayaan desa melalui pilar ESG.
Fokus pada kesejahteraan petani, perlindungan hutan, dan tata kelola transparan menjadi fondasi bagi pengembangan ekspor rempah Maluku yang berdaya saing tinggi.
Pendekatan ini membuka peluang kerja sama yang lebih luas untuk pengembangan rantai pasok rempah Indonesia di pasar global, sekaligus memperkuat posisi Maluku sebagai salah satu pusat rempah terbaik di dunia.