Puzzle Ideal untuk Amorim dan Visi INEOS
Transfer Diomande memiliki dampak strategis bagi dua elemen penting klub: pelatih Ruben Amorim dan pemilik INEOS.
Selama beberapa bulan terakhir, muncul kekhawatiran bahwa tuntutan spesifik Amorim, terutama kebutuhan pemain untuk sistem tiga bek—tidak sejalan dengan rencana jangka panjang klub.
Risiko utamanya: jika Amorim pergi, United terpaksa merombak skuad secara besar-besaran.
Namun Diomande adalah pengecualian sempurna.
Bagi Amorim: Diomande sangat cocok dengan sistem 3-4-3 atau 3-4-2-1.
Ia bisa menjadi wing-back kiri modern: kuat bertahan, agresif menyerang, dan punya dribel untuk menerobos lini tengah.
Bagi INEOS: Diomande tetap ideal dalam formasi empat bek. Ia bisa bermain sebagai winger kiri yang ofensif dan kreatif, peran yang tidak akan kehilangan relevansi taktik.
Pada usia 19 tahun, ia bukan sekadar prospek jangka panjang, tetapi pemain muda yang sudah siap tampil di level elit.
Profil inilah yang menjadi filosofi utama INEOS: merekrut pemain muda dengan kualitas top, bukan sekadar proyek rawan gagal.
Meski kehilangan Amad dan Mbeumo di periode musim dingin terasa berat, Manchester United bisa mendapat hadiah besar sepulang mereka nanti.
BACA JUGA:Chelsea Siap Jadi Penantang Serius Gelar Liga Inggris: Duel Kontra Arsenal Jadi Penentu
Jika Amad mampu menjalin hubungan baik dengan Diomande baik di lapangan maupun di luar lapangan, Setan Merah akan berada di posisi unggul dalam perburuan salah satu talenta muda terbaik Afrika saat ini.