Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengimbau masyarakat terutama di wilayah pesisir barat-selatan Sumatera hingga wilayah Banten, untuk mewaspadai potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Untuk sektor pelayaran, perikanan, dan transportasi laut diimbau untuk menyesuaikan kegiatan operasionalnya berdasarkan peringatan gelombang tinggi yang berlaku.
Pun, pemerintah daerah melalui BPBD diminta memastikan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir dan gangguan cuaca lainnya.
Kolaborasi lintas sektoral yang solid, adalah kunci utama untuk menciptakan keharmonisan antara sistem peringatan dini (early warning) dan tindakan dini (early action).
“Sinergi ini memastikan informasi ancaman diterima dengan cepat dan ditindaklanjuti secara efektif oleh semua pihak, sehingga mampu memitigasi risiko dan mencapai keselamatan masyarakat secara maksimal,” ujar Andri.
BACA JUGA:Aceh Gempa, BMKG Catat Guncangan M 4,6 di Barat Banda Aceh
Kedua, Bibit Siklon Tropis 93S
Bibit siklon ini terdeteksi di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Meskipun sistem ini diprakirakan bergerak menjauhi wilayah Indonesia, BMKG mengingatkan potensi dampak tidak langsung berupa potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat di beberapa wilayah dalam beberapa hari ke depan.
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menjelaskan bahwa dampak tidak langsung 93S mengakibatkan beberapa wilayah, antara lain Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
BACA JUGA:Cek Prakiraan Cuaca Jakarta Hari ini Kamis, 11 Desember 2025: BMKG Prediksi Turun Hujan
Selain itu, gelombang tinggi kategori sedang (1,25 - 2,5 m) berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, perairan selatan Jawa Timur, serta Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan.
“Potensi dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat dan gelombang tinggi di perairan harus tetap kita waspadai. Oleh karena itu, lakukan langkah pencegahan yang diperlukan, selalu ikuti informasi resmi dari BMKG, dan pastikan keselamatan menjadi prioritas utama. Kita tenang, tetapi tetap siaga,” kata Faisal.
Berdasarkan hasil analisis BMKG, kecepatan angin maksimum di sekitar sistem saat ini mencapai 15 knot (28 km/jam) dengan tekanan minimum 1009 hPa
Pengamatan ini menunjukkan awan konvektif di sekitar 93S belum terorganisir dengan baik sehingga proses penguatan sistem diprakirakan berlangsung lambat dalam 24 jam ke depan.
Intnsitas 93S cenderung persisten dengan pergerakan perlahan ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.