Haeru menjelaskan bahwa BINS ini nantinya akan menjadi proyek percontohan yang akan diterapkan pada revitalisasi lebih dari 78 ribu hektar tambak di sepanjang pesisir Pantura.
Tidak hanya itu, KKP juga akan mengandeng pihak lain dalam pengembangan budi daya ikan salah satunya adalah koperasi merah putih yang berkolaborasi dengan desa nelayan merah putih.
BACA JUGA:25 Contoh Catatan Wali Kelas untuk Rapor Semester Ganjil 2025, Penuh Semangat dan Motivasi!
BACA JUGA:Jadwal Misa Natal 2025 di Gereja Katedral, Cek Jadwal dan Pembagian Sesinya
Dalam hal ini KKP akan mengembangan budi daya tematik ikan di 100 lokasi dengan target serapan tenaga hingga 600 orang dan akan terus dikembangkan dengan target pada 2026 mencapai 500 lokasi.
Sedangkan dalam mendongkrak posisi Indonesia menjadi lebih baik pada industri udang, KKP juga telah memulai dengan program budi daya udang terintegrasi yang dibangun di Sumba Timur.
Haeru menjelaskan jika proyek ini telah dimulai sejak 2024 lalu dan diharapkan akan mulai produksi pda Oktober 2028 mendatang.
Proyek dengan anggaran Rp7.2 triliun ini diharapkan akan berdampak pada peningkatan produktivitas menjadi 168.3 ton per hektare per tahun.
Sedangkan volume produksi akan mencapai 75.364 ton dengan nilai produksi Rp5.27 triliun, serta mampu menyerap lapangan pekerjaan hingga 6.931 orang, di mana sebanyak 2.776 bekerja di tambak yang juga melibatkan orang lokal.
"Program ini menciptakan lapangan kerja dari hulu hingga hilir," tambahnya.