Operasi Saraf Kejepit hingga Tulang Belakang Kini Lebih Canggih dengan Neuronavigation

Selasa 16-12-2025,22:34 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

Sesi kedua dibawakan oleh Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS(K), SpKP, AAK menyoroti prosedur bedah tulang belakang (scoliosis).

Menurut Dr. Wawan, kompleksitas anatomi pada tulang belakang yang mengalami rotasi dan kelengkungan ekstrem, masih menjadi tantangan.

Dimana, penanda anatomi (anatomical landmarks) konvensional sering kali sulit dikenali atau bahkan hilang.

BACA JUGA:Tulang Rahang Alvaro Ditemukan, Polisi Dalami Dugaan Keterlibatan Pihak Lain

Teknologi Neuronavigasi dalam pemasangan pedicle screw (sekrup tulang belakang) pada vertebra memandu trajektori sekrup agar tepat berada di dalam pedicle (jembatan tulang), menghindari risiko sekrup menembus saluran saraf (yang dapat menyebabkan kelumpuhan) atau mencederai pembuluh darah besar di sekitar aorta.

Labih lanjut teknologi ini juga membantu merencanakan strategi derotation (pemutaran balik tulang) untuk mengembalikan keseimbangan tubuh (sagittal and coronal balance) secara fisiologis.

BACA JUGA:Punya Masalah Skoliosis atau Fraktur Tulang? Ahli Bedah Saraf Perkenalkan Neuronavigasi

Teknologi Neuronavigasi pada Kasus Fraktur Tulang Belakang

Sebagai penutup dibawakan dr. Danu Rolian, SpBS, FINSS, FINPS, membahas penanganan fraktur kompresi vertebra, yang umumnya disebabkan oleh osteoporosis atau trauma.

Fokus pada prosedur Kyphoplasty—teknik menyuntikkan semen tulang khusus untuk mengembalikan kekuatan, tinggi ruas tulang belakang yang remuk hingga menghilangkan nyeri.

Dr. Danu menekankan, meskipun Kyphoplasty adalah prosedur minimal invasif, risiko kebocoran semen (cement leakage) ke saluran saraf tetap ada jika dilakukan tanpa panduan visual yang akurat.

BACA JUGA:Pengobatan Akupuntur Diyakini Efektif Obati Stroke Hingga Saraf Kejepit, Cobalah Terapi Genqi

Menurutnya, teknologi neuronavigasi dapat meningkatkan akurasi jalur jarum. Memastikan jarum balloon kyphoplasty masuk tepat di tengah badan vertebra (corpus vertebrae) dari sisi kiri dan kanan secara simetris.

Lebih lanjut penempatan balon yang presisi dapat mengembalikan ketinggian tulang belakang yang kolaps secara optimal, mencegah terjadinya kifosis (bungkuk) permanen di kemudian hari.

Mewakili Manajemen Rumah Sakit Jakarta, Prof. dr. Budi Sampurna, Sp.F, SH, DFM, Sp.KP selaku Ketua Yayasan Rumah Sakit menyampaikan antusiasmenya terhadap penyelenggaraan acara ini.

“Penerapan Spinal Neuronavigation bukan sekadar tren teknologi, melainkan komitmen Rumah Sakit Jakarta untuk menghadirkan standar keselamatan tertinggi bagi pasien (Patient Safety),” tegasnya.

 

Kategori :