JAKARTA, DISWAY.ID - Tema khutbah Jumat 19 Desember 2025 mengangkat pesan mendalam tentang hakikat kehidupan dan kematian sebagai ujian dari Allah SWT, serta pentingnya memanfaatkan waktu, harta, dan kesempatan hidup untuk meraih ridha dan ampunan-Nya.
Dalam khutbah disampaikan bahwa Allah SWT menciptakan kehidupan dan kematian bukan tanpa tujuan.
Keduanya adalah bentuk ujian untuk melihat siapa di antara hamba-Nya yang paling baik amal perbuatannya.
Kesempatan hidup, kelapangan rezeki, dan berbagai nikmat yang diberikan sejatinya adalah sarana agar manusia semakin dekat kepada Allah SWT, bukan justru menjadi sebab murka-Nya.
BACA JUGA:Khutbah Jumat Ustadz Adi Hidayat: Takwa, Rahasia Falah Sejati
Kehidupan Adalah Ujian, Bukan Sekadar Kenikmatan
Khutbah Jumat ini mengingatkan jamaah bahwa banyaknya harta, waktu luang, dan kemudahan hidup bukanlah ukuran keberhasilan di sisi Allah SWT.
Justru dari sanalah akan terlihat apakah seorang hamba menggunakan nikmat tersebut untuk kebaikan atau menyia-nyiakannya.
Setiap nikmat yang diberikan Allah seharusnya dijadikan wasilah (perantara) untuk memperoleh rahmat dan ampunan-Nya, baik melalui ibadah, sedekah, membantu sesama, maupun amal saleh lainnya.
Rasulullah SAW juga mengajarkan agar umat Islam tidak meremehkan kebaikan sekecil apa pun. Bahkan senyum tulus saat bertemu sesama Muslim pun bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
BACA JUGA:Contoh Khutbah Jumat, 13 juni 2025 dengan Tema 'Menjaga Lisan di Era Media Sosial'
Kisah Jabir bin Abdullah dan Ayahnya yang Syahid
Sebagai penguat pesan, khutbah ini menyampaikan kisah sahabat Jabir bin Abdullah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhuma. Ayah Jabir, Abdullah bin Al-Anshari, gugur sebagai syahid dalam perjuangan membela Islam dan meninggalkan keluarga serta tanggungan utang.
Rasulullah SAW kemudian menyampaikan kabar gembira kepada Jabir bahwa ayahnya mendapatkan kehidupan mulia di alam akhirat.
Allah SWT memberikan berbagai kenikmatan dan mengabulkan hampir seluruh permintaannya. Namun, ada satu permintaan yang tidak dikabulkan, yaitu keinginannya untuk kembali hidup ke dunia.
Permintaan itu ditolak karena Allah sendiri yang akan menyampaikan kabar gembira kepada manusia yang masih hidup.
Lalu Allah menurunkan firman-Nya dalam Surah Ali Imran ayat 169–171, yang menegaskan bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah tidaklah mati, melainkan hidup di sisi-Nya dan mendapatkan rezeki serta kebahagiaan.