JAKARTA, DISWAY.ID - Keputusan Pemerintah untuk tetap menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 sukses menuai kritik dari Pengamat serta Ekonom.
Pasalnya, keputusan tersebut dinilai kurang logis untuk tetap diterapkan ketika sudah tidak dalam kegiatan belajar mengajar.
Selain itu menurut Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, ketika MBG ini masih berjalan, maka anggaran yang harus dikeluarkan akan membuat uang pajak masyarakat tidak digunakan dengan baik dan benar.
BACA JUGA:Anggaran MBG Tak Jadi Digunakan Untuk Penanganan Bencana Sumatera, Purbaya: Dananya Sudah Cukup
"Setidaknya per Desember 2025, sudah ada 17.555 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah berjalan. Dengan masing-masing SPPG menyediakan 3.000 porsi tiap hari, maka ada 526,65 juta porsi yang disediakan di liburan. Dengan harga rata-rata Rp15.000 per porsi, ada Rp 7.9 triliun uang rakyat yang digunakan," pungkas Nailul ketika dihubungi oleh Disway, pada Rabu 24 Desember 2025.
Lebih lanjut, Nailul juga turut menambahkan dengan “merapel” MBG beberapa hari dalam satu paket, maka makanan yang dibagikan tidak jauh dari makanan dalam kemasan.
Dalam hal ini, dirinya turut menyoroti salah satu tujuan program MBG, yaitu mengubah pola makan anak yang mendapatkan program di rumah.
BACA JUGA:Kisah Husni, Bangga Jadi Pemasok Tempe Untuk Dapur MBG, Raih Omset Rp 1 Juta Perhari
Menurutnya ketika program MBG, maka mereka mendapatkan berbagai macam jenis makanan, mulai dari sayur, protein, karbohidrat, vitamin, dan sebagainya.
"Mulai dari biskuit, snack ringan, susu dalam kemasan, hingga roti akan disajikan dalam program MBG liburan ini.Ketika MBG diganti produk kemasan? Apakah bergizi? Apakah setara dengan makanan tadi secara gizi?" pungkas Nailul.
Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) telah mengumumkan bahwa program MBG akan tetap berjalan selama masa libur sekolah Nataru 2025.
BACA JUGA:Petani Milenial Raup Omzet 2 Kali Lipat Usai Jadi Pemasok Sayur Program MBG
Menurut Ketua BGN, Dadan Hindayana, program MBG selama masa libur ini akan dijalankan dengan menggunakan sistem satu paket siap santap dan dua paket kemasan tahan lama. Hal ini sendiri dilakukan untuk memastikan bahwa siswa tetap mendapatkan gizi yang seimbang walaupun tidak hadir ke sekolah.
"Sedang di cek kemungkinan-kemungkinan oleh SPPG masing-masing," ucap Dadan.