JEDDAH, DISWAY.ID-- Kementerian Haji dan Umrah Republik Indonesia (Kemenhaj RI) mendorong keterlibatan UMKM nasional dan diaspora Indonesia di Arab Saudi dalam pemenuhan kebutuhan jemaah pada penyelenggaraan ibadah haji 2026.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah membangun ekosistem ekonomi haji dan umrah yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekosistem Ekonomi Haji dan Umrah Kemenhaj RI, Jaenal Effendi, mengatakan penguatan ekosistem ekonomi haji merupakan jawaban atas kritik publik yang menilai manfaat ekonomi haji dan umrah selama ini belum optimal dirasakan oleh pelaku usaha dalam negeri.
“Ekosistem ini kami rancang agar nilai ekonomi haji dan umrah tidak hanya berputar di luar negeri, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi UMKM Indonesia dan diaspora kita di Arab Saudi,” ujar Jaenal di Jeddah, Minggu (28/12/2025), dikutip dari laman resmi Kemenhaj.
Menjelang penyelenggaraan haji perdana yang dikelola langsung Kemenhaj RI pada musim haji 1447 H/2026 M, pemerintah secara aktif membuka ruang bagi UMKM lokal dan pelaku usaha diaspora untuk terlibat dalam sektor strategis, terutama konsumsi dan logistik jemaah.
Kemenhaj RI telah melakukan pemetaan menyeluruh terhadap pemasok, produsen, serta UMKM yang berpotensi menyuplai kebutuhan haji dan umrah.
Pemetaan ini menjadi fondasi awal dalam membangun rantai pasok yang terstruktur, terukur, dan berkelanjutan, baik dari dalam negeri maupun dari komunitas diaspora Indonesia di Arab Saudi.
“Hingga saat ini, sudah ada 12 UMKM yang dilibatkan dalam pemenuhan konsumsi haji. Ini memang langkah awal, tetapi menjadi pintu masuk penting bagi UMKM dan diaspora untuk terhubung langsung dengan ekosistem haji,” kata Jaenal.
Lebih lanjut, untuk menjaga kualitas layanan sekaligus memperkuat identitas nasional, Kemenhaj RI juga menggandeng dua syarikah di Arab Saudi guna memastikan penggunaan Ready To Eat (RTE) dan bumbu khas Indonesia dalam konsumsi jemaah.
Menurut Jaenal, kehadiran rasa nusantara bukan sekadar soal selera, tetapi juga menyangkut kenyamanan jemaah sekaligus membuka peluang pasar bagi produk pangan nasional dan pelaku usaha diaspora.
“Masakan bercita rasa Indonesia adalah bagian dari pelayanan. Di saat yang sama, ini menjadi peluang besar bagi UMKM pangan dan diaspora untuk terlibat langsung dalam operasional haji,” ujarnya.
Selain sektor konsumsi, Kemenhaj RI juga menjajaki kerja sama dengan importir dan eksportir, termasuk yang dikelola diaspora Indonesia, untuk memasukkan berbagai produk nasional ke Arab Saudi.
BACA JUGA:Kemenhaj Pastikan Kartu Nusuk Dibagikan ke Jemaah di Asrama Haji Sebelum Keberangkatan