BANDUNG, DISWAY.ID--Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Krisno H Siregar menyebut sabu seberat 1,196 ton yang diamankan Polda Jawa Barat di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, diduga berasal dari jaringan sindikat narkoba Timur Tengah.
Pasalnya, kasus penyelundupan sabu-sabu di Pangandaran itu diduga memiliki sumber yang sama dengan kasus penyelundupan sabu-sabu di Aceh yang sebelumnya diungkap Bareskrim.
”Tidak menutup kemungkinan juga nanti pengembangannya menyangkut warga negara lain. Tapi kita dapat menyebut ini adalah sindikat Timur Tengah," kata Krisno di Pusat Pendidikan Intelijen Polri, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis 24 Maret 2022.
BACA JUGA:Ungkap Sabu 1,196 Ton di Bandung, Kapolri Tegaskan Kawal Program Pemerintah Wujudkan SDM Unggul
”Tentunya kami akan menganalisa terus. Dari segi barang bukti, analisa kami, kami yakini produksi dari Afganistan yang mengendalikan jaringan dari Timur Tengah,” ungkapnya.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyebut pengungkapan sabu-sabu seberat 1,196 ton, yang diamankan di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, merupakan hasil transaksi pengedar di tengah laut.
Dari penangkapan tersebut, terdapat lima warga negara Afganistan yang ditetapkan sebagai tersangka, yakni SA (33), HM (41), HH (39), AH (38), dan M (20).
Para pengedar sabu itu diduga melakukan transaksi narkotika dengan menggunakan metode antarkapal (ship to ship) di tengah laut.
”Sabu-sabu itu rencananya akan dikirim ke pesisir Pangandaran dengan menggunakan kapal nelayan,” ujar Kapolri di Pusat Pendidikan Intelijen Polri Soreang, Kabupaten Bandung.
”Sabu-sabu seberat 1,196 ton, yang diamankan di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, merupakan hasil transaksi pengedar di tengah laut,” imbuhnya.
BACA JUGA:Bawa Sabu 16 Kilogram, 3 Kurir Ini Terancam Hukuman Mati
Proses penangkapannya dilakukan pada saat 4 pelaku memindahkan dari perahu ke mobil, maka anggota bergerak dan mengamankannya.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol. Krisno H. Siregar mengatakan penyelundupan narkotika dalam jumlah besar banyak menggunakan jalur laut.
Meski diungkap di daerah Jawa Barat, Krisno menduga barang haram itu akan didistribusikan ke daerah lain, sehingga kawasan Pangandaran diduga hanya menjadi lokasi transit.