JAKARTA, DISWAY.ID - Lin Jarvis, selaku Managing Director Yamaha Motor Racing menyoroti penampilan para pembalapnya di beberapa seri MotoGP 2022 yang sudah berlangsung saat ini.
Selain Fabio Quartararo, Lin Jarvis juga mengomentari 3 pembalap Yamaha lainnya yang masih belum maksimal meraih hasil terbaik.
"Ya, saya setuju, tiga pebalap Yamaha lainnya kesulitan mendapatkan hasil yang mereka inginkan saat ini," buka Lin Jarvis, seperti dilansir Disway.id dari laman Speedweek.
“Mari kita bicara tentang pemula Darryn Binder terlebih dahulu. Lompatan langsung dari Moto3 ke MotoGP adalah langkah besar yang menuntut banyak darinya. Tapi dia tetap di zona bersama empat rookie lainnya dengan pengalaman Moto2 berada,” jelas Jarvis.
BACA JUGA:BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tembus 5,01 Persen pada Kuartal I/2022
“Dia bahkan saat ini terbaik kedua di Rookie Award. Jadi dia tidak membalap dengan buruk. Sekarang kita akan melihat bagaimana dia terus berkembang seiring berjalannya musim,” tambahnya.
“Darryn sedang dalam proses belajar. Motornya adalah model 2021, tetapi karena kami belum meningkatkan performa mesin, pada dasarnya memiliki kekuatan yang sama dengan rekan satu merek,” terangnya.
BACA JUGA:Ini Alasan Miyabi Takut Jalani Karier di Indonesia
Jarvis kemudian mengomentari penampilan Andrea Dovizioso yang terus sedang mencari solusi.
“Perbedaannya, dia memiliki delapan tahun di Ducati dan menjadi test driver di Aprilia selama enam bulan pada tahun 2021. Jadi Dovi telah kembali ke Yamaha in-line setelah hampir sembilan tahun,” ungkap Jarvis.
“Selain itu, dia bukan lagi pembalap muda, tapi dia masih harus belajar Yamaha lagi. Dia terbiasa mengendalikan Ducati dengan cara yang berbeda. Keunggulan jam terbang adalah grip dan akselerasi,” imbuhnya.
BACA JUGA:Aksi Rombongan Pemain Sepatu Roda di Jalan Gatot Subroto Tuai Kecaman, Polda Metro Bereaksi Keras
Jarvis juga memaparkan, di Yamaha, mereka masih kesulitan ketika ada grip yang kurang di trek. “Setiap pembalap menginginkan lebih banyak grip. Tapi kecepatan sejati Yamaha datang dari gaya berkendara yang berbeda,” paparnya.
“Quartararo menguasai motor Yamaha dengan sempurna. Tapi mengubah gaya balap dan meniru gaya Quartararo bukanlah hal mudah. Saat Dovizioso membalap di Tech3-Yamaha 2012, dia sangat cepat. Saat itu ia masih memiliki kecepatan menikung 250cc. Dia perlu menemukan cara dan mencari pengaturan yang berbeda,” tuturnya.
BACA JUGA:Arus Balik Tol Kalikangkung-Cikampek Ramai Lancar, Tak Diterapkan One Way dan Contraflow Lagi