JAKARTA, DISWAY.ID – Setengah juta penduduk Korea Utara terindikasi Covid-19 dan 21 meninggal dunia.
Terkait hal tersebut, Kim Jong Un mengungkapkan pada Sabtu 14 Mei bahwa penyebaran Covid-19 telah menimbulkan kekecauan besar di negaranya.
Kantor berita pemerinta Korea Utara, KCNA menyampaikan bahwa setengah juta penduduk Korea Utara terindikasi Covid-19 dan 21 meninggal dunia.
BACA JUGA:Mengenang Ibu Agung Hj Fatmawati, Puan Maharani Ungkapkan Kebanggaannya
Dari Pertemuan Partai Buruh terdapat laporan sekitar 280.810 orang dirawat dan 27 kematian sejak demam yang tidak diketahui asalnya sejak akhir April.
Media pemerintah tidak mengatakan apakah kematian baru itu karena Covid-19.
KCNA mengatakan pada hari Jumat bahwa telah dikonfirmasi terdapat satu kematian karena varian Omicron dari virus corona.
Dalam pertemuan tersebut juga terdapat laporan bahwa salah satu penyebab kematian karena kelalaian serta overdosis obat karena kurangnya pengetahuan tentang metode pengobatan Covid-19.
BACA JUGA:Maudy Ayunda: Pentingnya Perpatisipasi Generasi Muda dalam Transisi Energi Berkelanjutan
Sejak akhir April, 524.440 penduduk Korea Utara telah menunjukkan tanda-tanda demam, termasuk 174.440 kasus baru pada Jumat 13 Mei.
Sekitar 243.630 telah dirawat, namun KCNA belum mengatakan berapa banyak orang yang telah diuji atau mengkonfirmasi jumlah total kasus Covid-19.
Korea Utara telah menguji sekitar 1.400 orang dalam seminggu terakhir.
Menurut Kee Park dari Harvard Medical School selaku pekerja di bagian perawatan kesehatan Korea Utara hampir tidak cukup untuk melakukan pengukian terhadap ratusan ribu orang.
BACA JUGA:Polisi Israel Pukuli Pembawa Peti Mati Shireen Abu Akleh di Jerusalem
Dalam mengantisipasi wabah tersebut, Pemimpin Korea Utara menyerukan pertempuran habis-habisan untuk mengatasi wabah Covid-19.