"Dalam rangka libur, ini kan memang hari libur. Kebetulan sahabat saya ini dekat rumahnya dari Singapura," lanjut UAS.
UAS pun merasa bingung saat petugas imigrasi Singapura mendeportasinya dari bandara.
Padahal UAS hanya ingin liburan di Singapura dan tidak berniat melakukan hal-hal lain yang mencurigakan.
BACA JUGA:Harga Emas Antam 17 Mei 2022 Naik Rp 7000 per Gram
"Itulah mereka (petugas imigrasi) tidak bisa menjelaskan, jadi yang bisa menjelaskan itu mungkin ammbassador of Singapore in Jakarta
"Anda harus menjelaskan kepada komunitas, mengapa negara kamu menolak kami? mengapa pemerintah kamu mendeportasi saya? Kenapa, apakah karena teroris, apakah karena isis? apakah bawa narkoba? itu harus dijelaskan.
Sementara itu, seluruh berkas-berkas UAS pun masuk kategori yang lengkap. Travel Card, kartu untuk datang sampai masuk lengkap semua.
BACA JUGA:Pelatih Thailand Sebut Indonesia Tim Terkuat di SEA Games 2021, Ini Alasannya
"Begitu saya mau keluar, tas saya ditarik masuk (petugas imigrasi)," paparnya.
UAS sempat ingin memberikan tas yang ditahan oleh petugas imigrasi ke istrinya karena berisi keperluan bayi.
Akan tetapi petugas imigrasi tidak mengizinkan UAS untuk memberikan tas tersebut ke istrinya.
BACA JUGA:Asrama Haji Pondok Gede Dipastikan Siap Layani Calon Jemaah
Lebih lanjut, UAS juga menjelaskan bahwa dirinya datang ke Singapura bukan untuk menghadiri acara pengajian atau tabligh akbar.
Setelah menjelaskan hal itu, bukannya dibebaskan UAS beserta keluarganya dan rekannya pun ikut diamankan.
UAS dimasukkan ke dalam ruangan khusus berukuran 1x2 meter, katanya ukurannya sama seperti liang lahat (kuburan).
UAS adalah warga negara Indonesia terhormat, seorang ulama n intelektual. Kejadian ini penghinaan. Sangat tak pantas pihak Singapura memperlakukan UAS spt itu termasuk “deportasi” tanpa penjelasan. Dubes RI di Singapura harus menjelaskan peristiwa ini n tidak lepas tangan.
— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) May 17, 2022
BACA JUGA:Asrama Haji Pondok Gede Dipastikan Siap Layani Calon Jemaah