Dalam penjelasannya, Aryanto Misel bilang bahwa alat Nikuba ini membutuhkan katalis yang berguna untuk memecah atau memisahkan H2o menjadi bahan bakar hidrogen.
BACA JUGA:21 Orang Tewas dalam Data Terbaru Penembakan Brutal di SD Robb, Pelaku Awali Tembak Mati Neneknya
"Ini juga berkat katalis. Katalisnya bukan bukan pada umumnya orang pakai. Jadi saya membuat katalisnya, katalis sendiri.Katalis itu untuk memudahkan dan memecah H2o tadi. Ada prosesnya," terang Aryanto.
Selain itu, air yang digunakan untuk bahan bakar pada alat Nikuba ini bukan air sembarangan.
Ia menjelaskan, air yang digunakan harus terbebas dari kandungan logam berat. Jadi memang bukan 100 persen air biasa atau air dari sumur langsung dapat digunakan.
"Air itu, harus air yang sudah terbebas dari kandungan logam," ujar Aryanto.
"Air murni?" timpal Aiman.
Jelasnya, Aryanto menyebut air murni yang dapat digunakan sebagai bahan bakar hidrogen ini adalah air kemasan yang bisa diminum.
"Jadi air murni yang sudah dibersihkan dulu logam-logamnya?" lanjut Aiman.
BACA JUGA:Nikuba, Alat Ubah Air Jadi BBM Buatan Warga Cirebon Bakal Dipamerkan di KTT G20
"Iya betul, logam berat dipisahkan, baru bisa digunakan untuk ini (menunjuk alat Nikuba)," jelas Aryanto.
Lalu Aiman mempertegas, air untuk campuran baterai atau aki juga bisa digunakan pada alat Nikuba. "Iya bisa juga," jelas Aryanto Misel.
Lalu Aiman juga berargumentasi bahwa air murni yang sudah berporses dari hasil Reserve Omosis juga dapat digunakan pada alat Nikuba.
"Iya betul, RO," singkat Aryanto.
Kata Aryanto, air biasa juga bisa digunakan. Hanya saja Aryanto Misel menyebut hal tersebut akan membuat penumpukan logam-logam berat dan dapat menjadi lumpur.
"Sebenarnya bisa, cuman nanti setelah dia (air biasa) terbakar oleh anoda dan katoda, sisa logamnya tadi ngumpul di sini, menjadi lumpur dan macet.