Lokasi pasti pangkalan itu pun tidak diungkapkan, reporter TV setempat hanya menyebut, ini baru dugaan awal setelah melihat sebuah helikopter yang terbang selama 40 menit dari Kota Kermanshah.
AS dan Israel juga menuding Iran telah mengembangkan drone, atau kendaraan udara tak berawak (UAV) sekitar 8 tahun lalu. Tudingan ini ditandai dengan langkah Iran mengirim armada drone ke Timur Tengah, termasuk menggerakan Hizbullah Lebanon, rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan pemberontak Houthi Yaman.
Video yang ditayangkan di televisi pemerintah menunjukkan kepala staf angkatan bersenjata Iran Jenderal Mohammad Bagheri dan komandan tentara Abdolrahim Mousavi mengunjungi situs bawah tanah.
Jenderal Bagheri, yang dikutip oleh kantor berita resmi IRNA, menegaskan bahwa apa yang dituduhkan AS dan Israel semata-mata untuk memperkeruh kondisi Timur Tenngah khususnya Iran. Basis operasional yang aman bagi Iran adalah bagian dari strategi melindungi negaranya.
“Kami tidak pernah meremehkan ancaman, kami tidak pernah menganggap musuh tertidur, dan kami selalu waspada dan waspada. AS dan Israel selalu membuat opini dan statmen yang kadang tidak pernah lengkap. Satu sumber saja bisa dimaknai macam-macam oleh kedua negara itu. Kalau pun Iran membangun pangkalan militer itu hak kami!” terang Jenderal Bagheri.