JAKARTA, DISWAY.ID-Polda Metro Jaya menanggapi calon siswa Bintara bernama Fahri Fadillah Nurizky yang merasa lolos lulus tapi mendadak diganti.
Menurut Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan, Fahri Fadillah dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) pada tahun 2019 di tahapan pemeriksaan kesehatan.
Fahri Fadillah TMS karena diagnosa buta warna parsial.
Menurut Zulpan, Fahrifadillah sudah mendaftar sebanyak tiga kali di Polda Metro Jaya yakni pada tahuun 2019, 2020 dan 2021.
"Yang bersangkutan atas nama Fahrifadillah Nurizky pernah mendaftar di Polda Metro Jaya dengan nomor peserta 0311 25-B0431 asal pengiriman Polres Jakarta Timur. Ia sudah mendaftar sebanyak 3 kali sejak tahun 2019," Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan, Senin 30 Mei 2022.
Setelah TMS diagnosa buta warna parsial pada 2019, tahun 2020 Fahrifadillah kembali ikut tes dan gagal karena tidak memenuhi syarat kembali dengan diagnosa buta warna parsial.
BACA JUGA:Viral Curhat Calon Bintara Gagal Pendidikan Diganti Orang Lain, Polda Metro Jaya Angkat Bicara
"Di tahun 2021, ia telah dinyatakan lulus mengikuti pendidikan gelombang 1. Namun setelah itu bahwa berdasarkan surat dari Mabes Polri, sebelum para peserta mengikuti pendidikan ada kegiatan supervisi, " jelasnya.
"Pada saat supervisi, tim kembali menemukan yang bersangkutan tidak memenuhi syarat dengan temuan buta warna parsial," tambahnya.
Atas dasar tersebut, kemudian Polda Metro Jaya melakukan pendalaman dengan melakukan pemeriksaan kesehatan di tempat terakreditasi yang disaksikan oleh Kabid Dokkes Polda Metro Jaya, Kabid Propam Polda Metro Jaya dan Biro SDM Polda Metro Jaya beserta orang tua bersangkutan di RS Polri Soekanto.
"Hasil pemeriksaan dan pendalaman yang diketuai oleh Dokter Susan, spesialis mata, hasilnya tetap dinyatakan buta warna parsial. Ini lah yang membuat Fahrifadillah tidak dapat mengikuti pendidikan, karena ini syarat mutlak untuk menjadi anggota Polri harus tidak buta warna," tutup Kombes Zulpan
Seperti diketahui, Fahri Fadillah Nurizky sempat dinyatakan lulus dengan nilai 35 dari 1200 orang dan akhirnya gagal dan digantikan oleh orang lain.
Calon siswa kelahiran Jakarta 10 Maret ini pun membuat video curhatan atas kejadian yang menimpanya tersebut dan viral di media sosial.