KYIV, DISWAY.ID - Ukraina mengusulkan untuk mengadakan perundingan dengan Rusia di Kota Mariupol yang saat terkepung.
Tawaran ini diajukan setelah pasukan Ukraina di kota tesebut terkepung.
Jalan ini ditempuh sebagai upaya menyelamatkan jiwa warga setempat yang kian kritis.
BACA JUGA:Pasukan Rusia Rebut Kota Kreminna di Ukraina Timur
Jumlah korban jiwa yang terus bertambah, sementara rantai pasokan bantuan makanan dan obat-obatan menipis.
Kota Mariupol yang terkepung merupakan upaya balas dendam Ukraina yang terus mencari jalan agar NATO membantu fasilitas militer.
Sementara, gerakan militer Rusia tak sebanding dengan kekuatan yang dimiliki Ukraina. Satu pasukan berbanding 10.
BACA JUGA:6 Tewas dalam Protes Berujung Rusuh di Pusat Detensi Imigrasi Sungai Bakap
”Ya. perundingan tanpa syarat apa pun. Kami siap mengadakan negosiasi di Mariupol," kata perunding dan pembantu Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak di Twitter, Kamis 21 April 2022.
”Satu lawan satu. Dua lawan dua. Untuk menyelamatkan warga kita, Azov, militer, warga sipil, anak-anak, yang hidup dan yang terluka. Semuanya. Karena mereka milik kita. Karena mereka ada di hatiku. Selamanya.” tulisnya.
Upaya mengevakuasi warga sipil dari Mariupol gagal kemarin. Bahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyampaikan situasi di Mariupol memburuk dengan ribuan tentara dan warga sipil terjebak di kota.
BACA JUGA:Ada Prabowo di Sidoarjo: Terima Kasih Ini Penghormatan Negara Kepada Prajurit
Komandan Svyatoslav Palamar dengan resimen nasionalis Azov yang telah mempertahankan kota dari pengepungan Rusia, mengaku pasukannya siap dievakuasi bersama dengan warga sipil dari pelabuhan selatan yang strategis.